Anggota DPRD Kotim Ajak Masyarakat Cerdas Gunakan Medsos

id DPRD Kotawaringin Timur, DPRD Kotim, berita hoax, Hidup Sehat Tanpa Hoax, Anggota DPRD Kotim Ajak Masyarakat Cerdas Gunakan Medsos

Anggota DPRD Kotim Ajak Masyarakat Cerdas Gunakan Medsos

Warga membubuhkan cap tangan saat aksi Kick Out Hoax di Solo, Jawa Tengah, Minggu (8/1). Aksi tersebut sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat penangulanagn penyebaran berita bohong (hoax), fitnah, hasutan, ucapan yang menimbulkan kebencian dan

Sampit (Antara Kalteng) - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Muhammad Shaleh mengajak masyarakat daerah itu untuk lebih cerdas dan positif dalam menggunakan media sosial.

"Tidak semua informasi dari media sosial baik dan benar, untuk itu masyarakat harus hati-hati. Dengan lebih selektif dalam menggunakan media sosial kita harapkan dapat terhindar dari informasi hoax atau palsu yang kerap disebarkan melalui media sosial," katanya kepada wartawan di Sampit, Senin.

Shaleh mengungkapkan, masyarakat pengguna media sosial harus "Hidup Sehat Tanpa Hoax"

Menurutnya, saat ini para pengguna media sosial terlalu mudah menyebarkan konten tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap kebenaran data yang mereka sebarkan.

Padahal itu bisa membuahkan perdebatan sengit berisi ujaran-ujaran kebencian, ejekan dan penggunjingan. Sebab kabar atau berita hoax, begitu cepat menyebar terutama melalui media sosial.

"Kami berharap kedepannya pemerintah daerah mengkampanyekan bahaya informasi hoax ke masyarakat dan apabila perlu ke sekolah-sekolah," katanya.

Menurut Shaleh, tugas untuk melaksanakan program edukasi penggunaan media sosial yang positif ke tingkat pelajar di seluruh Kotawaringin Timur diserahkan ke Dinas Informasi dan Komunikasi setempat.

Dinas yang baru terbentuk awal Januari 2017 ini diminta untuk melakukan advokasi dalam bersosial media yang baik, tanpa mengakibatkan konflik.

Shaleh meminta agar Dinas Informasi dan Komunikasi setempat menyebar konten media sosial yang bersifat positif, baik berupa tulisan, gambar, video maupun konten lain.

"Kami ingin penggunaan media sosial harus memiliki dan berpatokan pada etika," demikian Shaleh.