Jakarta (Antara Kalteng) - Massa dari dua kubu berseberangan, yang pro dan
kontra Basuki Purnama, masih saling berorasi, sembari pengadilan kasus
penistaan agama yang didakwakan kepada Purnama tetap berlangsung di
Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa.
Kedua
massa berbeda aspirasi itu bisa berorasi bersamaan secara baik dan aman
di lokasi yang bisa dibilang identik sama. Pemisah di antara mereka
adalah barikade berupa barisan polisi serta kawat berduri.
Ini
adalah sidang kelima atas Purnama untuk tuduhan penistaan agama itu.
Cukup mudah membedakan massa berbeda aspirasi itu: massa pendukung
Purnama cenderung memakai baju berpola kotak-kotak, sedangkan yang
kontra berpakaian putih-putih.
"Kami kecewa karena dibatasi dengan kawat duri seperti ini,
seakan-akan kami melakukan tindakan anarkis yang melanggar sistem
demokrasi," ujar Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam, Ustadz Muhammad
Al Khaththath.
Khaththath menambahkan, mereka akan tetap menuntut Purnama dipenjarakan karena secara sengaja melakukan penistaan agama.
Massa kontra Purnama yaitu Forum Umat Islam, Front Pembela Islam, dan Persatuan Muslimin Indonesia.
Hingga
lewat tengah hari, orasi kedua massa itu berjalan aman-aman saja, tidak
seperti pada sidang keempat sebelumnya yang nyaris bentrok.
Walau
begitu, antisipasi dan langkah pengamanan dari polisi tetap maksimal.
Barisan mobil perintis Barracuda dan meriam air tetap disiagakan,
ditambah menutup akses lalu-lintas di depan Auditorium Kementerian
Pertanian, Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan.
Sedangkan massa pendukung Purnama juga mengumandangkan orasinya.
Sebagian
dari orasi mereka dari seorang relawan bernama Johnson, "Kita tahu
bahwa kasus Ahok ini merupakan gangguan dari politisi untuk menghadang
Ahok agar tidak memenangkan pilkada gubernur mendatang." Pendukung
Purnama menamakan diri Barisan Relawan Basuki Djarot alias Bara Badja.