Masih Ada Generasi Tak Paham Adat Istiadat Dayak! Ini Pernyataan Anggota DPRD Kotim

id DPRD Kotawaringin Timur, DPRD Kotim, Kotawaringin Timur, Sampit, Dewin Marang

Masih Ada Generasi Tak Paham Adat Istiadat Dayak! Ini Pernyataan Anggota DPRD Kotim

Umat Hindu Kaharingan di Kabupaten Kotawaringin Timur melaksanakan upacara Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu di Taman Miniatur Budaya, Rabu (12/10/2016). Acara ini dihadiri warga dari lintas suku dan agama (Foto Antara Kalteng/Norjani)

belakangan kebudayaan dan adat Dayak mulai diabaikan oleh masyarakat. Banyak generasi yang tidak paham lagi dengan adat istiadat Dayak.
Sampit (Antara Kalteng) - Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Dewin Marang meminta pemerintah daerah itu untuk turut melestarikan kebudayaan dan adat Dayak.

"Dukungan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam pelestarian budaya dan adat masyarakat Dayak terutama dalam penyediaan anggaran," katanya kepada wartawan di Sampit, Rabu.

Dewin mengungkapkan, belakangan kebudayaan dan adat Dayak mulai diabaikan oleh masyarakat. Banyak generasi yang tidak paham lagi dengan adat istiadat Dayak.

Budaya dan adat Dayak mulai tergerus oleh budaya modern. Perlu adanya kepedulian dari tokoh dan masyarakat Dayak untuk melestarikan budaya dan adat Dayak tersebut.

Menurut Dewin, Budaya dan adat Dayak juga perlu diperkuat dalam muatan lokal di dunia pendidikan, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Dengan memperkuat muatan lokal dalam pendidikan diharapkan budaya dan adat Dayak tidak hilang tergerus zaman dan budaya moderen.

"Saya prihatin, karena saat ini banyak generasi muda banyak tidak paham dan mengerti dengan budaya dan adat Dayak. Padahal itu bagian dari sejarah dan kekayaan bangsa yang mestinya dipelajari oleh setiap generasi penerus," katanya.

Lebih lanjut Dewin Marang mengatakan, percuma paham sejarah kebudayaan orang lain tetapi budaya daerah sendiri tidak diketahui, bahkan tidak dipahami.

"Kami sebagai orang Dayak yang dituakan sangat prihatin dengan kondisi ini. Saya berharap pemerintah daerah bersama dengan penggiat budaya harus bersinergi untuk menghalau budaya daerah yag dikikis oleh budaya luar," ucapnya.

Dewin juga menyebutkan saat ini persepsi mengenai adat suku dayak banyak mengalami pergerseran. Salah satunya penggunaan ritual adat dilakukan secara sembarangan.

Berdasarkan sejarah nenek moyang suku Dayak penggunaan ritual tidak bisa dilakukan sembarangan dengan kepentingan tertentu.

"Makanya itu perlu diluruskan pengunaan ritual-ritual adat, kita tidak mau melihat orang adat melanggarnya, saya berkata seperti ini karena saya bagian dari orang Dayak," demikian Dewin Marang.