Fasilitas Minim, Objek Wisata Hutan Sagonta Kota Kurang Diminati

id Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Fasilitas Minim, Objek Wisata Hutan Sagonta Kota Kurang Diminati, Camat Baamang, HM Yusransyah, Hutan Sagonta K

Fasilitas Minim, Objek Wisata Hutan Sagonta Kota Kurang Diminati

Aparatur Kecamatan Baamang, Sampit bersama sejumlah pihak menanam 500 pohon mahoni di hutan Sagonta Kota, Jumat (7/10/2016). Hutan yang berada di pinggir Sungai Mentaya itu akan dijadikan objek ekowisata. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Hutan Sagonta Kota yang dijadikan salah destinasi wisata di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, ternyata masih memiliki kekurangan fasilitas yang membuat pengunjung bisa kurang nyaman.

"Jembatannya baru 100 meter, kami berharap selesai 1,5 kilometer hingga ke dermaga. Dengan kondisi ini tentu belum optimal," kata Camat Baamang HM Yusransyah di Sampit, Senin.

Hutan Sagonta Kota berlokasi di Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, tidak jauh dari pusat Kota Sampit. Lokasinya terletak di pinggir Sungai Mentaya, dan selama ini memang lebih mudah diakses melalui jalur sungai menggunakan kelotok untuk mencapai lokasi dengan waktu tempuh sungai sekitar setengah jam.

Areal hutannya cukup luas yaitu mencapai 500 hektare, namun yang akhirnya ditetapkan menjadi kawasan ekowisata hanya sekitar 200 hektare. Masyarakat sudah sepakat bahwa kawasan itu tidak boleh dialihfungsikan seperti untuk perkebunan kelapa sawit, namun mereka tetap bisa mengambil hasil hutan dengan mengusung kearifan lokal yang mengutamakan kelestarian lingkungan.

Diperkirakan lebih dari 39 jenis tanaman dan 40 satwa yang menghuni hutan gambut tersebut. Tanaman yang mulai langka seperti pohon besi atau ulin masih bisa ditemukan di sana. Begitu pula berbagai satwa seperti biawak, beruang hingga satwa langka seperti owa-owa dan orangutan juga masih ditemukan di kawasan itu.

Tahun ini pemerintah daerah mulai mengembangkan wisata susur Sungai Mentaya. Hutan Sagonta Kota merupakan salah satu titik persinggahan dalam paket wisata susur sungai.

Pembangunan dermaga di Sagonta Kota sudah selesai. Namun, masih diperlukan jembatan kecil untuk memudahkan wisawatan menyusuri kawasan hutan tersebut.

"Kami berharap jembatan itu cepat dibangun. Ini juga sesuai arahan Bupati bahwa tahun 2017 ini dimulainya pariwisata dan Sampit menjadi kota tujuan wisata," kata Yusransyah.

Pemerintah kecamatan bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk mendukung pelestarian hutan setempat. Warga dilarang berburu binatang dan membuat kerusakan di hutan tersebut.