Syukur! Petani Karet Kalteng Kembali Bergairah Urus Kebun

id kalimantan tengah, dinas perkebunan kalteng, karet, harga karet, getah karet

Syukur! Petani Karet Kalteng Kembali Bergairah Urus Kebun

Petani menyadap karet. (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Dinas Perkebunan Kalimantan Tengah menilai petani karet kembali bergairah mengurus kebun karena harga getah di tingkat petani kini membaik.

Sekarang ini harga getah karet di pasar internasional berkisar Rp27 ribu per kg sehingga harga di tingkat petani di kisaran Rp8 ribu hingga Rp9 ribu per kg, kata Kepala Disbun Kalteng Rawing Rambang di Palangka Raya, Rabu.

"Kalau kadar kering getah karet mencapai 65 persen harga per kg mencapai Rp19 ribu. Harga getah karet memang berubah-ubah, tapi dengan harga yang sekarang ini petani karet Kalteng sudah senang dan bergairah urus kebun," tambah dia.

Dikatakan, naiknya harga getah karet di pasar internasional karena telah beraktivas kembali pabrik mobil di Tiongkok, dan musim hujan di Negara Thailand, sehingga karet dari Indonesia mulai masuk.

Rawing mengatakan penghasil getah karet terbesar di dunia ada tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand. Tiga negara ini penghasil 80 persen getah karet dari kebutuhan dunia.

"Pasar getah karet Indonesia itu Negara Tiongkok. Kalau kondisi negara Tiongkok bagus dan penduduknya banyak memproduksi serta membeli mobil, maka bagus jugalah harga getah karet dari Indonesia," katanya.

Selain memperhatikan kondisi negara Tiongkok, Disbun Kalteng ini juga berupaya meningkatkan kualitas getah karet yang dihasilkan petani karet setempat. Di mana pihaknya tidak hanya melakukan pendampingan namun juga memberikan bantuan alat memanen.

Menurut data yang dimiliki Disbun Kalteng, hasil produksi getah karet di Kalteng masih di bawah 600 kilogram per hektare dan kandungan airnya relatif banyak, sehingga perlu ada pembenahan dan peningkatan kuantitas maupun kualitas.

"Masyarakat juga sekarang ini cenderung lebih banyak mengembangkan pohon sawit dibandingkan pohon karet. Padahal harga jual maupun keuntungan dari pohon karetnya tidak kalah dari sawit. Ini yang coba kita sosialisasikan," kata Rawing.