Seruyan Anggarkan Rp1 Miliar Benahi Taman Makam Pahlawan

id Seruyan, Kuala Pembuang, Pemkab Seruyan, Sungai Bakau, Bupati Seruyan Sudarsono, makam pahlawan, Taman Makam Pahlawan Sepan Biha

Seruyan Anggarkan Rp1 Miliar Benahi Taman Makam Pahlawan

Bupati Seruyan, Kalimantan Tengah, Sudarsono (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika )

Jadi Sepan Biha ini bukan hanya aset Seruyan, tapi juga aset negara yang harus dijaga karena nilai-nilai sejarah yang ada,"
Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah akan membenahi Taman Makam Pahlawan Sepan Biha yang berada di Desa Tumbang Manjul Kecamatan Seruyan Hulu.

Tahap awal pembenahan Taman Makam Pahlawan (TMP) Sepan Biha akan kita anggarkan pada anggaran perubahan 2017 sebesar Rp1 miliar, kata Bupati Seruyan Sudarsono di Kuala Pembuang, Selasa.

Ia mengatakan, pembenahan dengan tujuan untuk mempercantik TMP Sepan Biha di antaranya dilakukan dengan membangun relief yang menggambarkan perjuangan para pahlawan saat bertempur dengan pasukan Belanda di sekitar area makam.

"Ini sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan yang gugur saat pertempuran melawan Belanda di Sepan Biha, dan lewat relief itu nanti masyarakat khususnya yang berziarah dapat mengetahui sepenggal sejarah perjuangan yang terjadi di Seruyan," katanya.

Orang nomor satu di "Bumi Gawi Hatantiring" ini menjelaskan, tidak banyak yang mengetahui, bahwa Seruyan yang dulunya bagian dari Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan basis dan kantong perjuangan bagi tegaknya kemerdekaan Indonesia pasca diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta.

Letupan revolusi fisik guna mempertahankan kemerdekaan tersebut secara sporadis terjadi hampir merata di wilayah Seruyan, lebih khusus aksi-aksi perlawanan heroik di kantong-kantong perjuangan di kawasan hulu Sungai Seruyan, misalnya pertempuran sengit melawan Belanda di Pembuang Hulu Kecamatan Hanau dan Tumbang Manjul Kecamatan Seruyan Hulu.

Sepan Biha sendiri yang dulunya desa kecil terisolir memegang alur penting dalam seluruh gerakan perjuangan di pedalaman Kalimantan, khususnya di Kalteng dan Kalimantan Barat. Desa kecil yang memiliki tanah lapang itu dijadikan sebagai tempat pelatihan militer di bawah komando Kapten Mulyono.

Sepan Biha juga dijadikan target awal penerjunan oleh pasukan penerjun pertama Indonesia di bawah pimpinan Mayor Udara Tijik Riwut pada 17 Oktober 1947. Tanggal tersebut akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Khas (Kopaskhas TNI AU).

Tercatat tidak kurang dari 18 orang pejuang yang gugur selama revolusi fisik di wilayah Seruyan dan dimakamkan di TMP Sepan Biha.

"Jadi Sepan Biha ini bukan hanya aset Seruyan, tapi juga aset negara yang harus dijaga karena nilai-nilai sejarah yang ada," katanya.