Jumlah Siswa Berkebutuhan Khusus Di Seruyan Meningkat

id Seruyan, Kuala Pembuang, SLB Negeri I Seruyan, Siswa Berkebutuhan Khusus

Jumlah Siswa Berkebutuhan Khusus Di Seruyan Meningkat

Anak berkebutuhan khusus. (FOTO ANTARA/R. Rekotomo)

Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Jumlah siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah pada 2017 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun ajaran sebelumnya.

"SLB Negeri I Seruyan saat ini memiliki 30 siswa. Jumlah itu meningkat dibanding tahun ajaran sebelumnya, yang hanya 20 siswa," kata Kepala SLB Negeri I Seruyan, Jago di Kuala Pembuang, Rabu.

Ia mengatakan, dari 30 siswa SLB itu merupakan anak berkebutuhan khusus dari penyandang tuna rungu, tuna netra, tuna daksa dan tuna grahita.

"Untuk siswa SD ada 20 orang, sedangkan untuk tingkat SMP sebanyak 10 orang, dan siswa terbanyak merupakan penyandang tuna grahita," katanya.

Menurutnya, meningkatnya jumlah siswa berkebutuhan khusus bukan berarti menunjukkan jumlah anak berkebutuhan khusus di Seruyan semakin meningkat.

Peningkatan jumlah siswa berkebutuhan khusus justru menunjukkan bahwa masyarakat khususnya orangtua sudah mulai memiliki kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus.

"Karena sudah seharusnya anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan sebagaimana anak normal lainnya," katanya.

Ia menambahkan, secara umum proses belajar mengajar di SLB satu-satunya di Seruyan tidak mengalami banyak kesulitan yang berarti.

Namun, sampai saat ini SLB belum memiliki ruang khusus belajar untuk masing-masing siswa penyandang disabilitas, sehingga proses belajar mengajar siswa di SLB masih digabung dalam satu ruangan untuk seluruh penyandang disabilitas.

Selain, kekurangan fasilitas ruang belajar, SLB juga masih kekurangan tenaga pengajar, khususnya untuk tuna netra. Tenaga guru lulusan SLB yang tersedia pada masing-masing bidang atau keahliannya, lanjut dia, baru ada guru bagi siswa penyandang tuna rungu, tuna daksa, tuna daksa dan tuna grahita.

"Karena itu, kita mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk membenahi kekurangan yang ada. Baik untuk fasilitas dan tenaga guru sehingga proses pembelajaran di SLB dapat semakin baik," katanya.