Terlalu! ASN Kotim Hina Beras Petani Lokal

id Kotawaringin Timur, Kotim, Sampit, petani kotim, ASN Kotim Hina Beras Petani Lokal, beras siam epang

Terlalu! ASN Kotim Hina Beras Petani Lokal

Ketua Pemuda Tani Kecamatan Teluk Sampit, Abdur Rasid bersama Bupati Koim H Supian Hadi (kanan) mempromosikan beras siam epang Cap Jelawat produksi pertanian lokal. Beras kemasan ini terobosan baru untuk meningkatkan kesejahteraan petani (Foto Antara

Sampit (Antara Kalteng) - Petani di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah kecewa lantaran sejumlah oknum aparatur sipil negara menghina kualitas beras siam epang yang merupakan beras asli lokal produk petani daerah itu.

"Parahnya, penghinaan ini keluar dari mulut oknum ASN yang seharusnya membantu nasib petani lokal. Kalau tidak mau membeli, tidak perlu menghina. Sikap mereka bertolak belakangan Bupati. Bupati justru gencar membantu mempromosi beras siam epang," kata Ketua Pemuda Tani Kecamatan Teluk Sampit, Abdur Rasid di Sampit, Senin.

Petani Teluk Sampit mulai memasarkan siam epang cap Jelawat pada 28 Oktober 2016 lalu. Bupati H Supian Hadi mendukung penuh pemasaran beras itu dengan harapan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani.

Selama ini, pemasarannya didominasi di kalangan ASN. Pemerintah daerah berkomitmen membantu pemasaran dengan mengimbau ASN untuk membeli beras lokal. Namun itu lebih pada gerakan moral dan sama sekali tidak ada paksaan bagi ASN untuk membeli beras tersebut.

Sebagian besar ASN antusias membeli beras siam epang dengan niat tulus membantu meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Apalagi, harga beras yang dijual lebih murah dibanding di pasaran.

Siam epang cap Jelawat dikemas dengan berat 5 kg dengan harga Rp55.000 per sak atau Rp11.000 /kg. Harga itu jauh lebih murah karena di pasaran harganya sekitar Rp13.000 /kg.

"Hari ini kami menerima perlakuan tidak mengenakkan lagi dari oknum ASN saat kami memasarkan beras siam epang. Saya mencatat, kami menerima perlakuan seperti ini di enam dinas. Kami di kawasan Selatan menggantungkan hidup dari beras ini. Janganlah dihina. Kalau tidak mau membeli, ya sudah," kata Rasid.

Beras siam epang menghasilkan nasi yang sedikit kering, tidak pulen seperti beras yang didatangkan dari Jawa. Namun kini petani juga menanam padi beras pulen untuk memenuhi permintaan pasar.

Petani berharap mendapat dukungan pemerintah daerah dan masyarakat. Sejak memasarkan beras kemasan, petani merasakan dampak positif karena harga stabil dan tidak lagi dipermainkan tengkulak. Makin banyak masyarakat membeli beras lokal maka akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani lokal.