Desa Juru Banu Dirancang Jadi Lokasi Wisata Pemancingan

id Barito Timur, Bartim, Tamiang Layang, Bupati Bartim, Ampera AY Mebas, Borneo, Desa Juru Banu Dirancang Jadi Lokasi Wisata Pemancingan, Desa Juru Banu

Desa Juru Banu Dirancang Jadi Lokasi Wisata Pemancingan

Sekretaris Camat Paju Epat Edy Edward bersama Kepala Dinas Disbudparpora Ruspandi Denna dan tim melakukan peninjauan dan pengkajian lokasi pemancingan (Foto Dokumentasi Kecamatan Paju Epat)

Tamiang Layang (Antara Kalteng) - Desa Juru Banu, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dirancang menjadi lokasi wisata pemancingan umum.  

"Kita telah melakukan pengukuran dan merancangnya. Akan dibangun jalan sepanjang 3,4 kilometer dari rua jalan PT. Adaro Indonesia menuju sungai sirau di desa juru banu. Disamping kiri dan kanan jalan tersebut akan dibangun 65 kolam," ungkap Sekretaris Camat, Paju Epat di Tamiang Layang, Edy Edward Minggu. 

Wacana ini telah mendapatkan dukungan Bupati Barito Timur, Ampera AY Mebas yang ditindaklanjuti Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disbuparpora) dan Dinas Pertanian untuk melakukan pengkajiannya.

Pembangunan jalan tersebut dilakukan di KM 11 jalan PT. Adaro Indonesia. Pelaksanannya dilakukan pada tahun ini dengan menggunakan Dana Desa (DD) sebesar Rp240 juta. Dalam desain awal, pada 65 kolam tersebut akan didirikan perparkiran kendaraan dan mobil. 

"Wilayah Desa Juru Banu berada tepat pada penghujung sungai sirau memiliki debit air yang tinggi pada musim penghujan. Jika surut, secara otomatis ikan akan menghuni kolam yang digarap. Pada tiap kolam akan ditanami rumput kumpai yang menjadi tempat berkumpulnya ikan," jelasnya. 

Ikan yang ada di desa juru banu beraneka ragam,  mulai ikan sungai seperti patin,  baung, lais, biawan dan ikan air tawar seperti papyu dan haruan (gabus).

"Warga disana berpenghasilan Rp750.000/hari saat musim ikan. Ikan dijual Rp3.000/kg dimana ada 144 Kepala Keluarga (KK) menghuni Juru Banu," terangnya. 

Jika sudah selesai, pengelolaan wisata pemancingan akan diserahkan kepada karang taruna setempat. Wacananya, setiap pengunjung akan dikenakan tarif Rp3.000 per orang, untuk parkir pun akan dilakukan pemungutan retribusi. 

Dana yang terkumpul akan dikelola untuk penggajian pengelola dan digunakan untuk penyelesaian pembangunan masjid setempat.

"Jika ingin memancing ikan besar pun bisa dilakukan di Sungai Sirau. Para warga akan menyewakan kelotok (perahu mesin) disana," katanya.