Usai Hadiri KTT IORA, Presiden Sri Lanka Kunjungi Presiden Jokowi

id Jokowi, IORA 2017, Srilangka, Borneo

Usai Hadiri KTT IORA, Presiden Sri Lanka Kunjungi Presiden Jokowi

Ilustrasi (Istimewa)

Jakarta (Antara Kalteng) - Setelah pekan lalu dikunjungi Raja Salman dari Arab Saudi dalam lawatan bersejarah dalam kurun 47 tahun terakhir, Presiden Joko Widodo hari ini bertemu Presiden Sri Lanka Maithiripala Sirisena di Istana Merdeka dalam kunjungan kenegaraan untuk memperkuat kerja sama pada sejumlah bidang, antara lain kemaritiman, yang juga bersejarah karena pertama kali terjadi sejak seorang pemimpin Sri Lanka mengunjungi Indonesia 41 tahun silam.

Sirisena tiba di Istana sekitar pukul 10.00 WIB untuk kemudian disambut puluhan siswa siswi SD berpakaian tradisional adat Indonesia.

Kedua kepala negara menggelar diskusi beranda atau "veranda talk" di halaman Istana Merdeka dengan pemandangan halaman tengah istana menghadap ke utara.


Jokowi mengenakan setelan jas berwarna biru berdasi merah, sedangkan Sirisena memakai pakaian nasional Sri Lanka berwarna putih.

Keduanya kemudian memimpin pertemuan bilateral anta para menteri kedua negara.

Dalam jumpa pers bersama, Jokowi mengatakan kunjungan Presiden Sirisena ke Indonesia adalah pertama kali dilakukan sejak kunjungan terakhir 41 tahun lalu.

"Kunjungan ini menjadi lebih khusus karena tahun ini adalah 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Srilanka," ujar Jokowi.



Jokowi menegaskan Indonesia siap mendukung pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh Sri Lanka.

Tindak lanjut kesiapan itu akan dilakukan dengan membuat "Free Trade Agreement".

"Yang kedua di bidang demokrasi, kita sepakat untuk meningkatkan kerja sama melalui pertukaran pengalaman dan peningkatan kapasitas," ujar Presiden.

Kedua kepala negara juga menutup kunjungan dengan makan siang bersama. Para delegasi dan menteri juga turut serta dijamu di Istana Negara.

Presiden Sirisena akan kembali ke negaranya Rabu sore nanti.

Sirisena telah mengikuti kegiatan KTT IORA 2017 di Balai Sidang Jakarta yang menghasilkan Jakarta Concord yang menekankan kerja sama pada bidang pemberantasan terorisme dan tindak kekerasan.