Tak Ada yang Beli, Warga Seruyan Enggan Sadap Kebun Karet

id Seruyan, Kuala Pembuang, karet, sadap karet, Warga Seruyan Enggan Sadap Kebun Karet, Bupati Seruyan, Sudarsono

Tak Ada yang Beli, Warga Seruyan Enggan Sadap Kebun Karet

Salah satu petani karet saat memperlihatkan cara menyadap karet (Foto Antara Kalteng/Ronny NT)

Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah enggan menyadap kebun karet miliknya karena tidak adanya pembeli.

"Belum lama ini saya berkunjung ke dua Kecamatan Seruyan Hulu dan Kecamatan Suling Tambun, ternyata warga disana enggan menyadap kebun karet karena tidak ada yang beli," kata Bupati Seruyan Sudarsono di Kuala Pembuang, Selasa.

Orang nomor satu di "Bumi Gawi Hatantiring" ini mengaku sedih melihat kondisi tersebut, karena luas lahan karet yang enggan digarap warga luasnya tidak sedikit, namun mencapai 1.200 hektar.

"Ada kebun karet sekitar 1.200 hektar yang tidak lagi dipanen dan biarkan begitu saja, ini menyedihkan sekali," katanya.

Selain tidak adanya pembeli, warga juga merasa enggan menyadap kebun karet yang sudah siap panen karena harga komoditas tersebut sering anjlok di pasaran, sehingga warga merasa tidak dapat lagi menggantungkan penghasilannya dari kebun karet.

"Harga karet yang fluktuatif ini memang sudah sering dikeluhkan warga," katanya.

Ia menambahkan, menurunnya gairah usaha warga bukan hanya pada perkebunan karet, tapi juga terjadi pada para pengrajin gula aren di Desa Bahaur Kecamatan Hanau.

"Warga juga mulai malas memproduksi gula aren karena minimnya pembeli," katanya.

Menurut Sudarsono, tidak adanya pembeli bukan berarti pembeli tidak berminat terhadap komoditas yang dihasilkan, karena dibanyak daerah usaha perkebunan karet atau usaha pembuatan gula aren tetap berjalan dengan baik.

Boleh jadi pembeli enggan datang ke Seruyan, karena produksi komoditas yang dihasilkan warga belum memenuhi standar kuantitas yang dingginkan oleh pembeli.

"Memasarkan karet atau gula aren dalam jumlah besar itu lebih mudah daripada yang sedikit, kalau kebun karena hanya menghasilkan sekian kilogram saja, pembeli mana yang mau datang, sebab untuk biaya operasinal saja tidak cukup," katanya.

Karena itu, ia mendorong agar warga terus semangat untuk menghasilkan berbagai komoditas dengan memperhatikan kwalitas serta kuantitas yang dinginkan pasar.

"Kalau karet atau gula aren yang dapat dihasilkan itu jumlahnya besar dan berkwalitas, saya yakin banyak pembeli yang akan datang," katanya.