Lelang Jabatan di Pemkab ini Minim Peserta Perempuan

id Kotawaringin Timur, Kotim, BKD Kotim, Sampit, Alang Arianto, lelang jabatan, kalimantan tengah, kalteng

Lelang Jabatan di Pemkab ini Minim Peserta Perempuan

Plt Kepala BKD Kotim, Alang Arianto (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Seleksi terbuka atau lelang jabatan tinggi pratama di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sangat minim peserta dari kalangan perempuan.

"Saya tidak tahu juga apa penyebabnya. Padahal kalau dilihat dari kepangkatan, banyak ASN perempuan yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi terbuka ini. Tapi ada juga yang mungkin karena kendala usia," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kotawaringin Timur, Alang Arianto di Sampit, Jumat.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur saat ini sedang melaksanakan seleksi terbuka atau lelang jabatan tinggi pratama. Tujuh jabatan yang dibuka adalah kepala Badan Kepegawaian Daerah, kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, kepala Satuan Polisi Pamong Praja, kepala Dinas Sosial, kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, serta kepala Dinas Komunikasi dan Informatika.

Dari 20 pelamar, hanya satu peserta perempuan, yakni Hj Ellena Rosie. Perempuan yang saat ini menjabat sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu melamar jabatan kepala Dinas Pemuda dan Olahraga.

"Bupati memberi peluang yang sama, termasuk kepada peserta perempuan. Perempuan harusnya berani maju bersaing. Sampaikan ide-ide terbaik. Seleksi terbuka ini tidak ada konflik kepentingan. Semua mempunyai kesempatan sama. Kita tunjukkan kinerja karena pimpinan yang menilai," kata Alang.

Alang mengakui, sesuai aturan, seorang aparatur sipil negara baru bisa dipromosikan jika sudah menjabat minimal dua tahun di jabatan eselon tersebut. Hal itu merujuk pada Pasal 7 a Peraturan Pemerintah Nomor 13/2002 yang merupakan Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100/2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.

Sementara itu, Hj Ellena Rosie mengaku tidak merasa terbebani meski menjadi satu-satunya peserta dari kalangan perempuan. Dia mengaku berusaha menyampaikan ide-ide yang menurutnya bisa dijalankan untuk pembangunan daerah, sesuai bidang yang dilamarnya.

"Kita profesional saja. Saya tidak bicara soal gender meski saya satu-satunya peserta perempuan. Maju saja, tidak perlu takut bersaing. Harus percaya diri karena seleksi terbuka ini tidak ada diskriminasi," kata Rosie.

Seluruh peserta sudah menjalani uji kompetensi di hadapan lima anggota panitia seleksi. Selanjutnya, panitia seleksi akan menyerahkan nama yang akan dipilih oleh bupati untuk ditetapkan sebagai pejabat definitif.