Astaga! Tumpahan CPO, Buat Keluarga Ini tak Bisa Gunakan Air untuk Minum dan Mandi

id Pulang Pisau, Pulpis, Tumpahan CPO, Desa Penda Baranai, kalimantan tengah, kalteng

Astaga! Tumpahan CPO, Buat Keluarga Ini tak Bisa Gunakan Air untuk Minum dan Mandi

Kolam milik Arsat alias Kuncir (32) dicemari Crude Plam Oil (CPO) yang tumpah dari truk bernopol B 9061 XFA di Jalan Trans Kalimantan arah Palangka Raya-Kuala Kurun, Kamis (23/3/17). (Foto Antara Kalteng/Adi)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Arsat alias Kuncir (32) beserta keluarganya tidak bisa mandi seperti biasanya, pasca insiden terbaliknya truk Crude Plam Oil (CPO) bernomor polisi B 9061 XFA di sekitar kolong rumah dan kolam miliknya. 

Warga Jalan Trans Kalimantan arah Palangka Raya-Kuala Kurun, Km 17 Desa Penda Baranai, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, ini meminta pihak perusahaan CPO itu bisa membersihkan tumpahan CPO nya itu yang masuk ke kolam dan kolong rumahnya yang terendam air. 

"Dengan adanya insiden ini, ternak kami seperti ayam, ikan dan ternak lainnya mati akibat tumpahan CPO itu. Hari ini saja dua ekor ayam milik kami kembali mati," kata Kuncir yang kesal dengan pihak pemilik Truk CPO yang hingga belum memberikan tanggungjawab, Kamis 

Terbaliknya truk CPO tersebut pada Senin (20/3) sekitar pukul 16.00 Wib. Dampak dari kejadian itu juga Kuncir dan Mertuanya Santo (50) tidak bisa tidur tenang selama masih ada Tumpahan CPO di kolong rumahnya itu. 

Sebab bau CPO ketika cuaca panas pada saat ini sangat menyengat sampai ke hidung, sehingga membuat dirinya, mertua dan keluarganya engan berlama-lama berdiam di dalam rumah. 

"Kita mandi terpaksa menggunakan mesin pompa, dengan cara menyedot air sungai yang berada di seberang jalan yang tidak terkena tumpahan CPO. Hari ini, katanya ada pihak perusahaan yang ingin melakukan pertemuan dengan kami. Tapi sampai sekarang mereka juga belum datang," ucap Kuncir yang bekerja sebagai petani. 

Parahnya lagi, pihaknya tidak berani menggunakan air tersebut untuk mandi, minum dan mencuci piring dan pakaian. Ketakutan mereka itu, dengan tercampur CPO air yang dikonsumsinya nanti bakal merusak kesehatan tubuh mereka. 

"Kami terpaksa mengambil air minum, cuci pakaian dan piring di air sungai yang ada di seberang jalan rumah kami. Kami berharap permasalahan ini harus segera diselesaikan , kalau tidak kasian kami yang menjadi korbannya," tandasnya.

Sedangkan Santo mertua Kuncir menginginkan perusahaan bisa segera bertanggungjawab atau menghilangkan cairan CPO tersebut. 

"Tanggungjawab itu yang paling utama. Bahkan mereka dapat informasi bahwa pemilik truk CPO itu bermarkas di Jalan Tjilik Riwut Km 7 Kota Palangka Raya atas nama Pendi" tukasnya.