Waspada! Aksi Pencurian Sapi di Daerah ini Mulai Marak

id Barito Utara, Barut, Muara Teweh, Desa Butong, Pencurian sapi, pencurian sapi marak, Kalimantan tengah, kalteng, Sapi

Waspada! Aksi Pencurian Sapi di Daerah ini Mulai Marak

Foto Ilustrasi - Sapi (Foto Antara Kalteng/Ronny NT)

...Harapan kita pelaku yang sudah sering mencuri ternak di wilayah Desa Butong ini dapat segera ditangkap...
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Aksi pencurian ternak sapi milik warga di Desa Butong kecamatan Teweh Selatan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah kini mulai marak dalam sepekan terakhir.

"Saat ini ada tujuh ekor sapi milik saya yang hilang dicuri orang tak dikenal setelah itu pada beberapa hari kemudian

satu ekor lagi sapi miliknya yang hampir dicuri, namun pelaku kelihatannya tidak sempat membawa dan meninggalkannya di lahan kebun sawit," kata seorang peternak sapi di Desa Butong Kecamatan Teweh Selatan, Jaya, Kamis.

Menurut dia, pada saat melihat sapi-sapi di kebun sawit, orang yang mengurus sapi saya terkejut melihat sapi yang tadinya sehat sudah tidak berdaya atau hampir mati di kebun sawit. Lalu dari pada mati sapi itu kita sembelih di tempat.

Dia berharap pihak kepolisian dapat mengungkap para pelaku pencuri sapi ini. Pihaknya juga dalam hal ini sudah sering melakukan pengintaian terhadap para pencuri ini, namun hingga kini masih belum ada hasil atau diduga para pencuri ini cukup lihai dalam melakukan aksinya.

"Sapi-sapi ini digembalakan di bawah pohon sawit. Untuk induknya diikat sedangkan anaknya dilepas mencari makan. Harapan kita pelaku yang sudah sering mencuri ternak di wilayah Desa Butong ini dapat segera ditangkap oleh pihak kepolisian, karena sangat meresahkan warga," katanya.

Terkait hal itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara, Setia Budi menyarankan agar dalam menggembalakan sapi itu dilakukan dengan sistem koloni atau berkelompok (sapi-sapi ditempatkan dalam satu tempat).

Dengan menggunakan sistem peternakan sapi secara koloni ini, maka pengawasan terhadap sapi-sapi yang diternak akan lebih baik dari pada sapi diternak dengan cara dilepaskan, agar sapi dapat mencari makanannya sendiri.

"Di samping itu juga dengan sistem ini kotoran yang dihasilkan sapi juga dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk yang bernilai ekonomis, baik dipasarkan ke masyarakat maupun kepada perusahaan-perusahaan perkebunan sawit serta ke perusahaan yang melaksakan reklamasi di daerah ini," kata dia.

Budi mengatakan, banyak keuntungan yang bisa didapat dari sistem koloni yakni dari segi keamanan, pemanfaatan hasil kotoran ternak untuk menjadi pupuk kandang, ternak dapat menjadi lebih terkontrol, lebih jinak dengan pemiliknya dan juga petugas dari Dinas Pertanian juga akan lebih mudah dalam memeriksa ternak.

Sejauh ini sistem koloni sudah cukup baik dijalankan oleh para kelompok tani di Barito Utara. Dengan sistem koloni ini juga menjadikan silaturahmi antar anggota kelompok akan lebih meningkat.

"Sapi yang dilepas dilahan untuk mencari makanannya sendiri juga bisa membuat ternak tersebut mati secara sendirinya, bisa dikarenakan ternak terlilit semak belukar saat mencari makan, ataupun terjatuh ke sungai serta lainnya. Jadi dalam hal ini kami menyarakan bagi warga yang memiliki ternak sapi agar dapat melakukan peternakannya dengan sistem koloni," jelas Budi.