Pedagang Agar Selektif Jual Lem Fox, Kenapa?

id seruyan, polres seruyan, lem fox, ngelem, kalimantan tengah

Pedagang Agar Selektif Jual Lem Fox, Kenapa?

Ilustrasi - Anak-anak menggunakan lem sejenis fox untuk merasakan sensasi halusinasi. Dalam jangka panjang kebiasaan buruk ini akan merusak syaraf anak tersebut. (Istimewa)

Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Kepolisian Resor Seruyan, Kalimantan Tengah meminta pedagang untuk selektif atau tidak sembarangan menjual lem Fox untuk anak-anak.

"Imbauan ini telah kami sampaikan kepada pemilik toko, khususnya toko bangunan, penjual alat tulis kantor untuk menghindari penyalahgunaan," kata Kasat Reskrim Polres Seruyan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Triyo Sugiyono di Kuala Pembuang, Minggu.

Perwira pertama ini mengatakan, penggunaan lem Fox untuk mabuk-mabukan atau dikenal dengan istilah "ngelem" sudah mulai merambah kalangan pelajar di Seruyan, terutama kalangan pelajar di Kuala Pembuang, dan belum lama ini petugas Polres telah mendapati sekumpulan pelajar salah satu SMP di Kuala Pembuang sedang ngelem.

Selain ngelem, berdasarkan informasi yang didapatkan pihak Polres, sebagian remaja sudah ada yang mulai mengkonsumsi obat batuk cair sachet secara tidak wajar untuk mabuk-mabukan.

"Tindakan buruk tersebut dilakukan remaja karena harga lem dan obat batuk cair sachet relatif murah dan mudah didapat," katanya.

Menurutnya, meski tidak tergolong narkoba, mengkonsumsi obat batuk cair dan menghirup aroma lem secara berlebihan juga berdampak layaknya narkoba, seperti teler, berhalusinasi, dan kecanduan.

Penggunaan lem dan obat batuk cair untuk jangka panjang dapat merusak susunan saraf otak, gagal jantung dan pernafasan, kerusakan fisik dan mental yang sulit disembuhkan hingga kematian.

"Karena itu, penjual mulai sekarang harus lebih memperhatikan setiap transaksi, kalau ada anak yang membeli lem atau obat batuk cair berulang-ulang dalam jumlah besar, maka jangan sampai dilayani kecuali bersama orang tuanya," katanya.

Kepolisian juga mengajak masyarakat, khususnya para orang tua untuk meningkatkan pengawasan, bimbingan dan perhatian terhadap anak agar terhindar dari bahaya narkoba serta zat adiktif lainnya.

"Lingkungan masyarakat dan keluarga dapat menjadi benteng bagi anak agar terhindar dari tindakan negatif, karena apabila lingkungan masyarakat dan keluar itu baik maka anak juga akan baik," katanya.