Tingkatkan Pengawasan Murid SD, Ini Instruksi Bupati Kotim

id kotawarigin timur, bupati kotim, supian hadi, pengawasn murid sd, isu penculikan anak, kalimantan tengah

Tingkatkan Pengawasan Murid SD, Ini Instruksi Bupati Kotim

Bupati Kotawaringin Timur, H Supian Hadi. (FOTO ANTARA Kalteng/Rendhik Andika)

Sampit (Antara Kalteng) - Sekolah Dasar di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diinstruksikan meningkatkan pengawasan dan pengamanan murid mereka selama berada di sekolah untuk mencegah hal tidak diinginkan.

"Bagi sekolah yang ada pagarnya, saya minta pagar dikunci saat jam belajar. Jika ada yang ingin masuk, maka harus lapor. Ini untuk mencegah penculikan anak dan tindak kejahatan lainnya," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit.

Pernyataan itu disampaikan Supian menyikapi maraknya isu tentang penculikan anak. Seperti daerah lain, isu penculikan anak juga merebak di Kotawaringin Timur sehingga membuat banyak orangtua resah.

Menurut Supian, isu itu tidak perlu ditanggapi secara berlebihan bahkan sampai membuat resah. Namun sisi lain dari isu itu adalah mengingatkan orangtua, pihak sekolah dan masyarakat untuk selalu menjaga dan melindungi anak dengan baik supaya terhindar dari kejahatah.

Sudah menjadi kewajiban semua pihak untuk melindungi anak-anak, di manapun mereka berada. Orangtua dan sekolah harus lebih teliti dalam mengawasi anak-anak.

"Jangan melepas anak di bawah umur sembarangan. Satpam sekolah juga harus teliti. Siapa yang menjemput anak pulang sekolah. Kalau bukan orangtuanya yang menjemput, konfirmasi dulu ke orangtuanya. Ini sebagai bentuk kewaspadaan," sambung Supian.

Sementara itu, beberapa warga mengaku waswas dengan maraknya isu penculikan anak. Meski belum ada bukti terjadi di Kotawaringin Timur, namun isu itu cukup meresahkan.

"Mau tidak percaya, takutnya itu memang benar. Masalahnya ini soal keselamatan anak. Makanya saya berpikir, anggap saja ini peringatan supaya para orangtua lebih waspada," kata Hidayat, salah seorang warga.

Kini Hidayat makin meningkatkan pengawasan terhadap anaknya. Ketika anaknya menelepon meminta dijemput, dia mengaku langsung meninggalkan pekerjaannya sejenak untuk bergegas menjemput anaknya pulang sekolah.