Seleksi Paskibraka Kotim Dipastikan Tak Ada Kecurangan

id Kotawaringin Timur, Kotim, Sampit, Seleksi Paskibraka Kotim, Najmi Fuadi, kalimantan tengah, kalteng, paskibraka

Seleksi Paskibraka Kotim Dipastikan Tak Ada Kecurangan

Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Timur, mulai menyeleksi calon anggota Paskibraka setempat, Rabu (29/3/17). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, meyakinkan bahwa seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dilakukan secara terbuka dan tanpa kecurangan.

"Tidak ada istilah peserta titipan. Kalau tidak memenuhi syarat, tidak lulus. Tidak ada yang macam-macam. Saya ingatkan juga panitia harus jujur dalam menjalankan tugas," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kotawaringin Timur, Najmi Fuadi di Sampit, Rabu.

Sekitar 70 pelajar SMA sederajat dari sejumlah kecamatan mengikuti seleksi di hari pertama. Seleksi hari pertama ini, panitia memprioritaskan peserta dari sekolah-sekolah di kecamatan yang jauh dari pusat kota.

Setiap kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di Kotawaringin Timur, mengirim utusan peserta. Seleksi tahap awal adalah pengukuran tinggi dan berat badan. Sore hari, sudah dapat diketahui peserta yang dinyatakan tidak memenuhi syarat.

Tahun lalu, peserta mencapai 700 orang. Tahun ini jumlah peserta diperkirakan meningkat karena pelajar sangat antusias ingin menjadi anggota Paskibraka.

Seleksi melibatkan instansi lain seperti TNI, Polri dan Brimob. Seleksi dilakukan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan sehingga hasilnya juga berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Yang dicari 75 orang. Sebanyak 71 orang untuk Paskibraka di kabupaten dan empat orang dikirim ke provinsi, termasuk dua yang diikutkan seleksi Paskibraka nasional," jelas Najmi.

Najmi berharap seleksi ini menghasilkan anggota Paskibraka yang berkualitas. Bahkan diharapkan, utusan Kotawaringin Timur bisa terpilih menjadi anggota Paskibraka nasional karena sudah tiga tahun terakhir prestasi itu tidak berhasil diraih kabupaten ini.

Ayu, salah seorang peserta berharap seleksi dilaksanakan secara jujur dan adil. Harapannya agar semua peserta mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih.

"Kalau dilakukan dengan jujur, saya yakin siapapun yang terpilih, itu memang karena kualitasnya bagus. Jangan ada pembedaan antara pelajar dari sekolah tertentu dengan pelajar dari sekolah lain. Semua harus diperlakukan sama," harapnya.

Sementara itu, peserta sangat antusias menjalani seleksi tersebut. Selain merupakan prestasi, predikat sebagai anggota Paskibraka dinilai menjadi sebuah gengsi positif di kalangan pelajar.