Barito Utara Ditargetkan Tanam Jagung 52 Ribu Hektare Hingga 2020

id Barito Utara, Muara Teweh, Bupati Nadalsyah, Bupati Barut, Koyem, Kalimantan Tengah, tanaman jagung, jagung

Barito Utara Ditargetkan Tanam Jagung 52 Ribu Hektare Hingga 2020

Bupati Barito Utara, Nadalsyah panen jagung di Desa Batu Raya II Kecamatan Gunung Timang (Foto Diskominfo dan Persandian Barut)

Kami mendapat kepercayaan pemerintah pusat membuka tanaman jagung skala besar sehingga ditergetkan hingga empat tahun ke depan Barito Utara akan menjadi lumbung tanaman jagung di Kalteng,"
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah diberikan target oleh pemerintah pusat untuk membuka lahan pertanian tanaman jagung mencapai 52.000 hektare di sembilan kecamatan hingga tahun 2020.

"Kami mendapat kepercayaan pemerintah pusat membuka tanaman jagung skala besar sehingga ditergetkan hingga empat tahun ke depan Barito Utara akan menjadi lumbung tanaman jagung di Kalteng," kata Bupati Barut, Nadalsyah saat mengunjungi petani di Desa Batu Raya Kecamatan Gunung Timang, Rabu.

Menurut Nadalsyah untuk mendukung program tersebut Pemkab Barito Utara menawarkan pembukaan lahan untuk tanaman jagung di Desa Batu Raya I seluas 975 hektare dan Batu Raya II seluas 750 hektare.Saat ini tanam jagung yang siap tanam di Desa Batu Raya II ada 400 hektare dan setelah panen tahap tanam kedua sebesar 350 hektare.

Kemudian Desa Tongka juga siap untuk membuka lahan 3000 hektare. Tapi lahan yang di buka tidak sembarangan lahan. Jangan sampai lahan tersebut lahan HPH.

Adanya perintah pemerintah pusat ini maka juga terbit peraturan baru yaitu tidak boleh membuka lahan dengan cara membakar.Inilah yang menjadi pekerjaan rumah yang sangat berat bagi pemerintah daerah sehingga perlu menggandeng PD Batara Membangun untuk membuka lahan tanpa bakar secara modern.

Bupati Nadalsyah menjelaskan, untuk menjalankan program tanaman jagung itu pemerintah pusat memberikan bantuan bibit jagung dengan sarana pendukung adalah saprodi (pupuk pertisida dan herbisida).

Gaji akan di bayarkan oleh Perusda "Batara Membangun" dengan sistem kemitraan dan membuka lahan serta membina masyarakat untuk bertani kemudian hasil dari panen itu untuk petani sendiri.

"Jadi mengenai hasil panen, petani tidak akan dirugikan dan tidak akan dibebankan. Karena petani bekerja sudah mendapatkan upah.Jangan sampai ada opini masyarakat bahwa Perusda memaksa petani untuk bekerja sama. Tetapi sebetulnya tidak, Perusda membantu masyarakat sepenuhnya," jelas dia.

Nadalsyah mengatakan dalam perjanjian kerjasama itu dilakukan melalui kesepakatan antara petani dan Perusda "Batara Membangun" dan lahan yang siap tanam juga tergantung musim yang penting tidak lepas dari program padi, jagung dan kedelei (Pajale).

Guna mendukung kegiatan itu juga dilakukan pembuatan jalan utama menuju lahan pertanian dilakukan apabila ada MoU masyarakat dengan perusda.

"Apabila MoU dilakukan antara masyarakat dan pemerintah daerah akan dilakukan sesuai dengan hirarki harus diajukan ke DPRD dan menyangkut dana daerah sehingga membutuhkan waktu yang lama," kata Nadalsyah.

Pihak perusda juga siap membangun embung atau penahan air untuk menghadapi musim kemarau.Disamping itu terkait batas desa pemerintah daerah terus melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat perihal batas desa dan kabupaten.

"Batas Desa Batu Raya dan Desa Tongka masih dalam proses. Tim lapangan sudah siap turun kelapangan untuk melakukan tinjauan," ujarnya.