Ternyata! Populasi Orangutan Kalteng Menurun 10 Persen Tiap Tahunnya?

id Pulang Pisau, Pulpis, Kalimantan Tengah, pelepasliaran 12 orangutan, pulau salat, bupati pulpis, edy pratowo, Jamartin Sihite, BOS

Ternyata! Populasi Orangutan Kalteng Menurun 10 Persen Tiap Tahunnya?

Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo (tengah) melepaskan satu orangutan dari sebanyak 12 orangutan yang di pra lepasliarkan di Pulau salat Nusa, Kecamatan Jabiren Raya (Foto Antara Kalteng/Adi Waskito)

Pulang Pisau (Antara Kalteng) - CEO Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS), Jamartin Sihite mengatakan populasi orang hutan di Kalimantan Tengah turun setiap tahun oleh dikarenakan kerusakan habitat. Diperkirakan jumlah orangutan hanya tersisa 45.000 yang diperkirakan akan terus turun hingga 10 persen pertahun.
 
"Ironisnya, beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit masih menganggap bahwa orangutan sebagai hama yang merusak, padahal orangutan adalah satwa yang wajib dilindungi," kata Jamartin, disela-sela pra pelepasliaran 12 orangutan di Pulau Salat, Kecamatan Jabiren Raya, Rabu.

Jamartin mengungkapkan untuk mempertahankan populasi orangutan ini dibutuhkan kerjasama dengan semua pihak, termasuk pemerintah setempat. Pasalnya, masuknya perkebunan kelapa sawit maupun tambang harus disertai dengan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan berbagai izin lainnya. 

Menurutnya, perusahaan wajib memberikan sosialisasi kepada karyawan maupun masyarakat disekitarnya untuk menjaga hewan atau satwa yang dilindungi. Apabila karyawan mengatakan tidak tahu, artinya perusahaan tidak komitmen menjalankan fungsinya dan bisa dikejar secara hukum.

Untuk kawasan pra pelepasliaran orangutan Pulau Salat Nusa, Kecamatan Jabiren Raya kembali dilepasliarkan sebanyak 12 orangutan. Kawasan ini hanya bisa menampung sekitar 20 orangutan yang satu orangutan membutuhkan wilayah territorial seluas 100 hektar. 

Tahun lalu ada sebanyak 251 orangutan yang dilepasliarkan ke alam bebas dengan tingkat bertahan hidup mencapai 80-90 persen, mulai dari proses pra hingga pelepasliaran dan dimonitor selama dua tahun oleh tim. Target untuk tahun ini ada sebanyak 100 orangutan yang di pra pelepasliaran di Pulau Salat Nusa Kecamatan Jabiren Raya.

Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo mengatakan pihak pemerintah setempat akan komitmen untuk menjaga kawasan konservasi ini. Kerjasama dengan PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk untuk mengelola lahan berhutan seluas 2.100 hektar, berkerjasama dengan Yayasan BOS yang sebelumnya telah mengusahakan 655 hektar diharapkan bisa menyelamatkan primata langka ini.

Kerjasama dengan dengan pihak terkait seperti Polres Pulang Pisau, Kodim 1011/KLK, unsur Tripika dan desa diharapkan bisa bersama-sama menjaga kawasan pra pelepasliaran orangutan ini. Selain Pulau Salat Nusa, Pulau badak juga bisa dijadikan kawasan pra pelepasliaran orangutan dan sudah mendapat izin sebagai kawasan konservasi.

Perusahaan-perusahaan perkebunan lainnya juga akan diundang untuk turut serta menjaga kelestarian orangutan. Jangan sampai di daerah setempat ada kejadian-kejadian yang diinginkan sehingga orangutan mendapatkan nasib yang kurang bagus. Bahkan, ada sanksi tegas kepada perusahaan yang mengabaikan masalah ini.

Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, Vallauthan Subraminam yang hadir dalam pra pelepasliaran orangutan di Pulau Salat Kecamatan Jabiren menegaskan, bahwa pihaknya sangat menyadari pentingnya upaya pelestarian habitat dan ekosistem, terutama di Kalimantan Tengah. 

Pihaknya berkomitmen mengikuti kaidah tatakelola lingkungan yang lestari atau sustainable dan mendukung penuh upaya Yayasan BOS untuk menyediakan habitat alami orangutan sebagai area pra-pelepasliaran bagi orangutan yang siap dilepasliarkan ke hutan.

Vallauthan Subraminam menyebutkan bahwa pihaknya akan menyediakan tambahan lahan, untuk membuktikan bahwa bisnis yang sustainable bisa berjalan seiring dengan upaya konservasi.