Presiden Kutuk Penyiraman Air Keras Terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan

id KPK, presiden jokowi, joko widodo, novel baswedan, penyidik KPK

Presiden Kutuk Penyiraman Air Keras Terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan

Penyidik KPK Novel Baswedan. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Jakarta (Antara Kalteng) - Presiden Joko Widodo mengutuk keras peristiwa penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

"Itu tindakan brutal, saya mengutuk keras, dan saya perintahkan kepada Kapolri untuk dicari siapa (pelakunya)," kata Presiden Joko Widodo tegas di Istana Negara Jakarta, Selasa.

Pada hari ini sekitar pukul 05.10 WIB, penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya.

Presiden juga meminta agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi.

"Jangan sampai orang-orang yang punya prinsip teguh seperti itu dilukai dengan cara-cara yang tidak beradab. Saya kira ini tidak boleh terulang hal-hal seperti itu," ujar Presiden.

Presiden menilai hal tersebut sebagai peristiwa kriminal.

"Ini kriminal, kriminal. Nanti tugas Kapolri untuk mencari," tambah Presiden.

Ia pun berharap agar setiap penyidik KPK tetap bersemangan bekerja.

"Tetap semangat bekerja. Saya kira ini urusan, karena kriminal, urusannya Kapolri untuk cari ya," ungkap Presiden.

Namun ia berharap agar seluruh penyidik KPK sudah waspada pasca peristiwa itu.

"Semuanyalah. Semua penyidik harus wapada," tegas Presiden.

Saat itu Novel baru saja selesai menunaikan shalat subuh dan akan kembali ke rumahnya. Siraman air keras itu mengenai mata Novel dan karena tidak dapat melihat jelas dahinya membentur pohon pasca kejadian.

Novel lalu dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kelapa Gading untuk diberikan pertolongan pertama.

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif juga menjanjikan Novel akan mendapat perawatan yang intensif.

"Kami ucapkan terima kasih atas dukungan teman-teman atas musibah yang menimpa penyidik kami Novel Baswedan. Sekarang saya akan pergi ke sana dan kita akan lihat kondisinya, kalau misalnya membutuhkan perawatan yang lebih intensif kami akan pindahkan ke RS yang lebih representatif khususnya karena matanya yang terkena," kata Laode di Istana Negara.