Seruyan Galakkan Gerakan Jumantik Cegah DBD

id seruyan, gerakan jumantik cegah dbd di seruyan, jumantik, demam berdarah dengue, dinkes seruyan, kalimantan tengah

Seruyan Galakkan Gerakan Jumantik Cegah DBD

Ilustrasi, Jenis nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti. (Istimewa)

Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah akan menggalakkan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) sebagai salah satu upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue di wilayah tersebut.

"Seluruh camat, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) serta satuan kerja perangkat daerah (SKPD), akan kita undang pada 20 April 2017 untuk membahas dan mensosialisasikan gerakan ini," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Seruyan Mahdiniansyah di Kuala Pembuang, Minggu.

Ia menjelaskan, jumantik merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes Aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat menghadapi DBD.

"Jumantik juga berperan untuk mendorong masyarakat bersama-sama menerapkan pola 3M, yakni menguras, menutup dan mengubur tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk," katanya.

Menurutnya, penanganan DBD di Seruyan masih membutuhkan banyak perhatian, bukan hanya dari pemerintah tapi juga dari masyarakat luas, karena setiap kali musim hujan atau pancaroba ada saja warga di beberapa wilayah yang terserang DBD.

Terdapat beberapa kecamatan di Seruyan yang tergolong rawan DBD, yakni Kuala Pembuang dan sekitarnya, Kecamatan Seruyan Hulu serta Kecamatan Hanau.

"Bahkan untuk Desa Tumbang Manjul, Kecamatan Seruyan Hulu pada 2016 lalu pernah ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) DBD dengan 25 warga menunjukkan gejala klinis DBD," katanya.

Kasus DBD di Seruyan terbilang cukup tinggi. Berdasarkan data 2016 lalu yang dilaporkan Puskesmas terdapat 37 warga dari berbagai kecamatan yang positif terserang DBD.

"Karena itu kita berharap dengan adanya gerakan jumantik yang melibatkan peran serta masyarakat secara luas, maka jumlah kasus DBD pada 2017 ini dapat berkurang atau tidak terjadi peningkatan," katanya.