3 Kecamatan Ini Rawan DBD?

id seruyan, kuala pembuang, Dinkes Seruyan, Mahdiniansyah, Dinkes Nyatakan Tiga Kecamatan Ini Rawan DBD, kalimantan tengah, kalteng, borneo

3 Kecamatan Ini Rawan DBD?

Ilustrasi (Istimewa)

...kepada seluruh puskesmas untuk melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat bersama-sama mencegah DBD, termasuk menggalakkan gerakan pemantauan jentik di setiap rumah,"
Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah menyebutkan tiga dari sepuluh kecamatan di kabupaten tersebut rawan serangan demam berdarah dengue (DBD).

"Kecamatan yang rawan DBD adalah Kecamatan Seruyan Hulu, Kecamatan Hanau, Kecamatan Seruyan Hilir Timur atau Kuala Pembuang," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Seruyan Mahdiniansyah di Kuala Pembuang, Senin.

Ia mengatakan berdasar data 2016 yang dilaporkan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), terdapat 37 warga Seruyan yang terserang DBD akibat tertular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

"Bahkan untuk Desa Tumbang Manjul, Kecamatan Seruyan Hulu, pada 2016 pernah ditetapkan dalam status kejadian luar biasa (KLB) DBD dengan 25 warga mengalami gejala klinis DBD," katanya.

Tingginya kasus DBD di Seruyan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya demam berdarah, serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkunganmasing-masing.

Selain itu karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang demam berdarah. Kasus penyakit mematikan itu juga sering terjadi di daerah hulu Seruyan karena terbawa dari Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan sejumlah desa di hulu Seruyan.

"Warga di hulu Seruyan sering beraktivitas ke daerah Kalbar, begitu pula sebaliknya, warga Kalbar sering beraktivitas di Seruyan. Dan ini menjadi salah satu kemungkinan terbawanya DBD ke Seruyan," katanya.

Menurut dia, cara paling ampuh mencegah terjadinya wabah DBD adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin, dan menerapkan prosedur 3M, yakni membersihkan, menutup dan mengubur tempat-tempat yang bisa jadi sarang nyamuk.

"Karena itu, kami menginstruksikan kepada seluruh puskesmas untuk melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat bersama-sama mencegah DBD, termasuk menggalakkan gerakan pemantauan jentik di setiap rumah," katanya.