Waduh! Harga Karet Barito Utara Kembali Turun Jadi Rp4.500

id barito utara, petani karet, Irwansyah, harga karet turun lagi

Waduh! Harga Karet Barito Utara Kembali Turun Jadi Rp4.500

Warga mengikat karet di Sungai Barito di Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara) - Harga karet di pedalaman Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah pada awal Mei 2017 kembali turun menjadi Rp4.500 per kilogram dari sebelumnya Rp5.000/Kg.

"Turunnya harga karet ini sudah terjadi dalam lima bulan terakhir terus turun," kata Irwansyah, seorang petani karet di Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Rabu.

Irwansyah mengatakan posisi harga karet yang kembali melemah ini cukup membuat petani kecewa karena memasuki bulan ke lima terus anjlok.

Kabupaten pedalaman Sungai Barito satu sentra kebun karet di Provinsi Kalimantan Tengah. Dominan petani bergerak di sektor perkebunan karet.

Posisi harga yang melemah merata terjadi pada sentra kebun karet di kabupaten ini. Produksi kebun karet rakyat dominan ditampung kalangan pedagang yang mendatangi kebun petani, atau lebih dikenal sebutan tengkulak.

"Ini juga bisa karena ulah tengkulak yang memang menguasai petani," katanya dan menambahkan para tengkulak mengaku patokan harga beli disesuaikan dengan posisi harga jualnya di kalangan pedagang di Banjarmasin, pusat pemerintahan Kalimantan Selatan.

"Masalahnya para petani daerah ini masih tergantung pada para tengkulak karena sampai sekarang belum ada pabrik karet, padahal hasil produksi karet petani cukup banyak," katanya.

Luas kebun karet rakyat di kabupaten juga dikenal kaya potensi sumber daya alam batu bara itu, tercatat 35.646 hektare dengan produksi karet kering mencapai 18.696 ton per tahun.

Kebun karet rakyat itu tersebar pada sembilan kecamatan di kabupaten tersebut.