Pantang Menyerah, 263 Peserta Berkebutuhan Khusus Ikut SBMPTN 2017

id SBMPTN, berkebutuhan khusus, 263 Peserta Berkebutuhan Khusus Ikut SBMPTN 2017

Pantang Menyerah, 263 Peserta Berkebutuhan Khusus Ikut SBMPTN 2017

Peserta berkebutuhan khusus mengikuti ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/6/2015). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Palu (Antara Kalteng) - Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 yang berlangsung serentak di seluruh Indonesia, Selasa, juga diikuti oleh 263 peserta berkebutuhan khusus.

"Jumlah peserta SBMPTN 2017 yang berkebutuhan khusus 263 peserta, yang terdiri dari tuna netra 72 peserta, tuna rungu 103 peserta, tuna wicara 21 peserta, dan tuna daksa 67 peserta," kata Ketua Panitia SBMPTN Ravik Karsidi dalam konferensi pers di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa. 

Dia mengatakan sudah meminta panitia di seluruh Indonesia memberikan pendampingan jika diperlukan. 

"Panitia masih belum bisa menyediakan soal dengan huruf braille, oleh karenanya untuk tuna netra ada pengawas yang membacakan soal," katanya. 

Dia mengatakan panitia tidak membedakan soal seleksi antara peserta difabel dan tidak. "Permasalahannya hanya pada akses semata," katanya.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan peserta SBMPTN 2017 total 797.738 peserta, yang terdiri dari 776.878 peserta ujian berbasis kertas dan 20.860 peserta ujian berbasis komputer.

"Peserta ujian berkebutuhan khusus dilayani sebaik-baiknya dan dilakukan pendampingan bila diperlukan, misalnya bagi satu orang peserta tuna netra akan didampingi dua pengawas khusus, satu pembaca soal, satu lagi membantu menuliskan jawaban dari peserta, ingat bahwa semua memiliki hak yang sama untuk ikut ujian ini," kata Nasir.

Menurut data, panitia lokal Jakarta paling banyak menerima pendaftar (68.764), disusul Medan (60.144), Surabaya (55.294), dan Bandung (51.961).

"Saya tadi ke lapangan, saya cek langsung banyak kursi yang kosong, kemungkinan ada dua sebab, yakni sudah diterima di SNMPTN, atau penggantian bidang studi yang diminati. Padahal panitia sudah mengakomodir dengan baik," katanya. 

"Alhamdulillah tidak ada masalah untuk hal lain, apalagi ujian komputer artinya sistem yang dibangun sudah baik," demikian Mohamad Nasir.