Ahli Gizi Tak Sarankan Teh Manis Saat Berbuka Puasa, Kenapa Ya?

id ahli gizi, teh manis, Ahli Gizi Tak Sarankan Teh Manis Saat Berbuka Puasa

Ahli Gizi Tak Sarankan Teh Manis Saat Berbuka Puasa, Kenapa Ya?

ilustrasi (George Hodan/publicdomainpictures.net)

Jakarta (Antara Kalteng) - Ahli gizi tak menyarankan kita mengonsumsi teh manis kala berbuka puasa karena hanya mengandung sukrosa. 

"Enggak cocok. Teh manis isinya (kandungannya) sukrosa saja. Salah berbuka puasa dengan tes manis, apalagi dengan gula berlebih," ujar Rita Ramayulis DCN, M.Kes dalam acara "Ramadhan Sehat dan Praktis bersama Philips" di Jakarta, Senin. 

Sementara saat berbuka puasa kita perlu segera menaikkan kadar gula darah hingga menjadi stabil. Sukrosa saja tak cukup, tubuh juga butuh glukosa dan fruktosa. 

Konsumsi kurma sangat disarankan karena kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosanya. Di samping itu kurma juga kaya serat, kalium, potassium dan vitamin A. 

"Konsumsi kurma basah, kalau enggak ada kurma kering. Satu kurma mengandung glukosa, fruktosa, sukrosa, serat, kalium, potassium dan vitamin A. Perpaduan sukrosa, glukosa dan fruktosa bisa menaikkan kadar gula sekaligus menstabilkannya," kata Rita. 

Perlu juga diingat, ujarnya, cairan elektrolit yang hilang selama berpuasa harus segera diganti saat berbuka. Selain kurma, buah-buahan termasuk air kelapa bagus bagi tubuh karena menyuplai cairan dan elektrolit. 

"Buah pisang, semangka dan pepaya bisa menjadi pilihan karena juga mengandung serat, fruktosa, glukosa, kalium dan vitamin A," katanya mengakhiri.