Tahun Ini, Kemarau di Kotawaringin Timur Diprediksi Hanya 2 Bulan

id Kemarau kotim dua bulan, elnino, kemarau, BMKG Kotim, sampit

Tahun Ini, Kemarau di Kotawaringin Timur Diprediksi Hanya 2 Bulan

Ilustrasi - (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)

...Kemarau mungkin hanya sebulan atau dua bulan saja yakni Juli hingga akhir Agustus,"
Sampit (Antara Kelteng) - Kemarau di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, tahun ini diprediksi hanya sekitar dua bulan, berbeda dari kekhawatiran sebelumnya yang memprediksi kemarau 2017 mencapai tujuh bulan.

"Kemarau 2017 ini lebih basah dibanding kemarau 2015 (saat kebakaran lahan dan kabut asap), namun lebih sedikit rendah dibanding kemarau 2016 lalu. Kemarau mungkin hanya sebulan atau dua bulan saja yakni Juli hingga akhir Agustus," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Haji Asan Sampit, Nur Setiawan di Sampit, Jumat.

Data dari hasil pengamatan yang dierima BMKG Stasiun Haji Asan Sampit, awal hingga pertengahan Juli berpotensi terjadi peningkatan curah hujan. Curah hujan diprediksi menurun memasuki dua pekan terakhir Juli.

Beberapa faktor mempengaruhi perubahan iklim, salah satunya elnino atau lanina. Selama Mei hingga Juli, dari grafik terlihat cuaca cenderung mendekati elnino, namun di awal Juni hingga Juli ini grafiknya mendekati netral atau kondisi normal.

Perubahan cuaca tergantung pada pola angin. Saat ini di sebelah Timur wilayah Kalimantan terdapat sirkulasi tertutup karena tekanan rendah sehingga berdampak pada peningkatan pembentukan awan-awan hujan di wilayah Kalimantan.

"Curah hujan di kawasan hulu Kotawaringin Timur diprediksi cukup rendah, sedangkan di Selatan lebih tinggi. Meski kemarau cukup singkat, masyarakat diimbau tetap mewaspadai bahaya kebakaran lahan karena tanah gambut mudah terbakar saat kemarau," kata Nur Setiawan.

Kotawaringin Timur termasuk daerah rawan bencana. Saat musim hujan, banyak daerah yang menjadi langganan banjir akibat luapan sungai.

Sedangkan saat kemarau, luasnya lahan gambut membuat kabupaten terdiri 17 kecamatan ini sangat rawan kekeringan, krisis air bersih, kebakaran lahan dan kabut asap karena gambut sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan lantaran api membakar hingga beberapa meter ke dalam tanah.

Sementara itu, potensi angin kencang atau puting beliung di Kotawaringin Timur saat ini dinilai masih rendah hingga satu bulan ke depan. Ketinggian gelombang antara 0,5 hingga 1,25 meter sehingga masih aman untuk pelayaran maupun aktivitas nelayan.