Siap Menaklukkan Puruk Sandukui Gumas, Tim Mapala UI Berlatih Tiga Bulan

id Puruk Sandukui, Miri Manasa, mapala UI

Siap Menaklukkan Puruk Sandukui Gumas, Tim Mapala UI Berlatih Tiga Bulan

Tebing Puruk Sandukui, Kabupaten Gung Mas dari dalam hutan sisi utara yang mengelilingi tebing. Disini terlihat bentuk unik tebing tersebut yaitu puncak utamanya yang menyerupai jari telunjuk mengarah ke atas. (Foto Gregorius Benhard Praga )

Depok (Antara Kalteng) - Dalam memperingati HUT ke-72 RI, Mapala UI akan melakukan ekspedisi panjat tebing di Puruk Sandukui, Kecamatan Miri Manasa, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah pada 7 - 26 Agustus 2017, demikian siaran pers dari kelompok Mahasiswa Pencita Alam (Mapala) Universitas Indonesia (UI), Kamis. 

Selain memperingati HUT RI, target utama ekspedisi ini adalah menjadi tim pemanjat pertama yang berhasil mencapai puncak tebing tersebut. Dengan target mencapai puncak tebing, Tim telah melakukan berbagi perencaanan untuk menggapai puncak yang masih "perawan" tersebut.

Letaknya yang tersembunyi di dalam hutan belantara membuat tingkat kesulitan dalam pemanjatan tebing Puruk Sandukui ini semakin tinggi, sehingga Tim harus memiliki kemampuan fisik dan memanjat yang mumpuni. 

Sejak April 2017 lalu, Tim telah berlatih bukan hanya fisik, melainkan juga teknik pemanjatan artifisial seperti manajemen tali, pemasangan pengaman sisip, aid climbing, teknik drilling atau pemasangan bor di muka tebing, hingga teknik vertical rescue di beberapa tebing di Jawa Barat. Dalam ekspedisi kali ini, Tim akan menggunakan teknik Himalayan climbing (pemanjatan Himalayan) yaitu teknik memanjat sampai titik terakhir lalu turun untuk bermalam, kemudian esok harinya melanjutkan pemanjatan dari titik ketinggian terakhir yang sudah dicapai hari sebelumnya. 

Latihan intensif Tim Ekspedisi Tebing Puruk Sandukui selama lebih dari tiga bulan ini diharapkan dapat mencukupi kemampuan Tim dalam menaklukan tebing yang puncaknya belum pernah dijamah ini. 

Tebing yang ketinggian pastinya belum diketahui ini berada di kawasan tambang emas, Pegunungan Muller. Tebing ini dapat menjadi tambahan ciri khas daerah Kalteng karena bentuknya yang unik, yaitu seperti jari telunjuk yang menonjol sendiri diantara hutan belantara. Karena tebing ini hampir tidak pernah dipanjat siapapun, Tim mengirimkan salah satu anggota untuk melakukan survei pada akhir bulan Juni lalu yang dibantu oleh Mapala Comodo.

"Setelah melihat tebing ini, saya semakin merasa tertantang. Di samping bentuk tebing yang unik, tingkat kesulitan tebing ini cukup sulit sangat memacu adrenalin dengan jarangnya cacat tebing yang akan digunakan untuk memasang pengaman sisip," ujar Gregorius Benhard Praga, selaku salah satu anggota dari Ekspedisi Tebing Puruk Sandukui yang melakukan survei hingga ke kaki tebing. 

"Perjalanan ke sana butuh sekiranya waktu tiga hari dari Palangka Raya menuju kaki tebing. Jalannya melewati perbukitan dan di jalan terakhir masih jalan tanah yang sulit untuk dilalui. Di jalan menuju kaki bukit, saya menemui satu mobil yang terbalik karena jalan yang rusak parah," tambah Benhard, yang berperan sebagai Penanggung Jawab Teknis dalam ekspedisi ini.

Survei tersebut yang dapat terlaksana atas bantuan teman-teman Mapala Comodo dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya ini menghasilkan informasi penting mengenai beberapa jalur potensial yang dapat dipanjat oleh Tim pada Agustus nanti.

Mapala Comodo, sebagai satu-satunya organisasi lain yang pernah mengirimkan tim panjat ke Tebing Puruk Sandukui juga sebagai pecinta alam yang berbasis di Kalimantan, sudah sangat akrab dengan hutan yang mengelilingi tebing ini.
 
Setelah mengetahui jenis batuan dan bentangan pada tebing dalam survey yang dilakukan bersama Mapala Comodo, Tim Ekspedisi Tebing Puruk Sandukui ini akan mengadakan simulasi pemanjatan di Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Tebing yang bernama Tebing Lawe ini berjenis batuan yang sama dengan tebing Puruk Sandukui, yakni batuan andesit dan mencapai ketinggian yang sama dengan tebing Puruk Sandukui, sekitar 230 meter. Tim akan simulasi ke Tebing Lawe pada akhir bulan Juli untuk kesiapan sebelum keberangkatan ekspedisi ke tebing Puruk Sandukui.

Dengan diadakannya simulasi pada akhir Juli mendatang, Tim siap dalam menaklukan tebing Puruk Sandukui tersebut didukung oleh Mapala Comodo Universitas Palangkaraya dan Bupati Kabupaten Gunung Mas menjadi Tim pertama yang menggapai puncak tebing Puruk Sandukui.