Polres Seruyan Gelar Diskusi Cegah Radikalisme

id polres seruyan, radikalisme, AKBP Nandang Mu'min Wijaya

Polres Seruyan Gelar Diskusi Cegah Radikalisme

Kapolres Seruyan AKBP Nandang Mu'min Wijaya. (Foto Antara Kalteng/Fahrian A.)

Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Kepolisian Resor Seruyan, Kalimantan Tengah menggelar forum diskusi untuk mencegah masuk dan menyebarnya paham radikalisme di wilayah tersebut.

"Tujuan diskusi ini membahas terkait isu-isu paham radikalisme, terorisme, serta konflik sosial dan narkoba yang tengah berkembang, baik secara lokal maupun nasional," kata Kapolres Seruyan AKBP Nandang Mu`min Wijaya di Kuala Pembuang, Jumat.

Mantan Kasubdit I Dit Narkoba Polda Kalteng ini mengatakan, selain berdiskusi, kegiatan ini untuk ajang silaturahmi antara jajaran Polres bersama pemerintah daerah, tokoh agama, masyarakat dan adat.

"Melalui forum ini, kita ingin ada kesamaan persepsi dalam menangkal bahaya paham radikalisme dan terorisme," katanya.

Ia menjelaskan, perlu diketahui bahwa isu tentang paham radikalisme, terorisme bahkan narkoba kini telah menjadi topik utama di semua lini masyarakat.

Belum lama ini, pemerintah telah membuat peraturan baru tentang organisasi masyarakat (Ormas) dan membubarkan banyak ormas karena menjurus kepada paham radikalisme serta bertentangan dengan Pancasila.

"Dibubarkan agar tidak menyebar ke daerah-daerah," katanya.

Meski secara struktur ormas yang dianggap menyimpang telah dibubarkan, paham radikalisme yang dibawa oleh ormas tadi harus terus diwaspadai agar tidak menyebar dan tumbuh hingga merusak semangat nasionalisme masyarakat.

Oleh karena itu, menurutnya, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat serta pemerintah daerah di "Bumi Gawi Hatantiring" punya tanggungjawab untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bagaimana kehidupan bernegara dan berbangsa dalam bingkai kedaerahan.

"Masyarakat Seruyan ini hidup dalam pluralisme yang tinggi, banyak suku, agama, ras serta kebudayaan di dalamnya. Hal ini harus dipertahankan dan tidak boleh rusak karena masuknya paham radikalisme," katanya.