SKW Muara III Teweh Terima 8 Owa-Owa dari Kalimantan Barat

id Owa-Owa, SKW Muara III, kalbar, muara teweh, penyerahan owa-owa, BKSDA Kalbar

SKW Muara III Teweh Terima 8 Owa-Owa dari Kalimantan Barat

Proses penyerahan delapan ekor owa-owa dari masyarakat Kalbar yang diserahkan oleh BKSDA Kalbar ke BKSDA Kalteng yang dititipkan sementara di kandang transit SKW III Muara Teweh. (Foto SKW III Muara Teweh)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah melalui Kantor Seksi Kenservasi Wilayah III Muara Teweh Kabupaten Barito Utara menerima penyerahan delapan ekor owa-owa (Hylobates sp) dari BKSDA Kalimantan Barat.

"Ke delapan ekor owa-owa (kalampiau) tersebut merupakan hasil penyerahan masyarakat di beberapa daerah di Kalbar kepada BKSDA Kalbar selama kurun waktu 4 bulan terakhir," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Muara Teweh, Nizar Adhanianto di Muara Teweh, Jumat.

Menurut Nizar, petugas BKSD Kalbar itu menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih 30 jam melalui jalan darat untuk mengantar delapan ekor owa-owa ke Muara Teweh.

Penyerahan ini langsung diterima karena di Kalbar belum ada lembaga rehabilitasi khusus yang mampu untuk merehabilitasi jenis Owa/Kalampiau ini.

Delapan owa-owa tersebut selanjutnya akan menjalani proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Yayasan Kalaweit di Dusun Pararawen, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara.

"Sebelum masuk ke pusat rehabilitasi ke delapan owa-owa tersebut dititipkan sementara di kandang transit SKW III Muara Teweh dan secara bertahap akan dipindahkan ke tempat rehabilitasi di Dusun Pararawen sebelum dilepasliarkan kembali ke alam bebas," katanya.

Nizar mengatakan, proses rehabilitasi ini dilakukan sebelum dikembalikan ke alam bebas sebab yang diperlukan adalah untuk mengembalikan sifat liar dari satwa tersebut karena satwa-satwa tersebut telah sekian tahun berinteraksi dengan manusia, bahkan sebagian sudah hampir jinak.

Pasca rehabilitasi ini nanti diharapkan dapat dilepasliarkan kembali kehabitatnya yaitu di Kalbar, namun belum dipastikan lama proses rehabilitasi, mengingat masing-masing owa sudah dipelihara oleh masyarakat sejak kecil.

Owa/Kalampiau merupakan primata terkecil dalam keluarga ungko. Primata yang merupakan binatang endemik pulau Kalimantan, menurut data Red List IUCN, Owa/Kelempiau ini berada dalam status "Terancam Punah".

"Karena itu, pemerintah melalui BKSDA bertindak dengan memberikan perlindungan terhadap primata ini," ujarnya.