Sip! Usaha Sawit-Sapi Skala Menengah-Kecil Berkembang di Kobar

id integrasi sawit-sapi, kelompok subur makmur, P4S KBM

Sip! Usaha Sawit-Sapi Skala Menengah-Kecil Berkembang di Kobar

Syahrian, Ketua P4S Karya Baru Mandiri, di Kobar, menunjukkan pupuk cair organik. Sementara di belakangnya tumpukan kompos berbahan limbah sawit dan kotoran sapi. (Foto Budi Santoso)

Pangkalan Bun (Antara Kalteng) - Usaha integrasi sawit-sapi skala menengah dan kecil mulai berkembang di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, kata Kabid SDM dan Pascapanen Dinas Peternakan setempat M Rubiansyah.

Sejumlah kelompok mampu mengembangkan usaha integrasi itu dengan inovasi yang luar biasa dan bisa menjadi model integrasi untuk kelompok lain, kata Rubiansyahnya di Pangkalan Bun, Sabtu.

Dua kelompok yang pantas dicontoh, katanya, yaitu Kelompok Peternak Subur Makmur di Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada, dan Kelompok P4S Karya Baru Mandiri (KBM) di Desa Kubu, Kecamatan Kumai.

"Kedua kelompok tadi bahkan sudah mengunakan teknologi probiotik untuk meningkatkan kualitas kompos hasil olahan mereka," katanya.

Ia mengungkapkan, Kelompok Subur Makmur yang diketuai Sutiyana, mampu memanfaatkan bungkil sawit, solit dan abu boliler pabrik sawit untuk pakan ternak.

"Mereka menggunakan probiotik untuk meningkatkan mutu pakan dan terbukti pertambahan bobot badan sapi, bagus," katanya.

Jumlah kompos yang dihasilkan kelompok itu mencapai 80 ton per bulan dengan marjin keuntungan sampai 40 persen dari biaya produksi. "Harga komposnya Rp1.200 per kilogram yang dijual kepada koperasi mereka sendiri untuk kebun sawit," katanya.

 Demikian juga Kelompok P4S KBM  di Desa Kubu yang dipimpin Syahrian, mampu mengembangkan pupuk cair organik dari urine sapi dan hasil kompos mereka telah mengubah lahan berpasir di desa itu menjadi lahan produktif dan mampu menjadi kebun sayuran.

"Berbagai sayuran sudah dicoba menggunakan kompos dan pupuk cairnya, sangat memuaskan," katanya.

Kedua kelompok itu sudah mampu mengembangkan hijauan ternak unggul yaitu Subur Makmur berhasil menanam rumput taiwan di perbatasan antara kebun Astra Agro Lestari dan kebun plasma petani. Kebun dengan lebar 8 meter itu memanjang sekitar tiga kilometer.

Sementara P4S KBM mampu mengembangkan tanaman indigofera, jenis legume dengan kandungan protein sampai 30 persen.

Rubiansyah yakin dengan pendekatan organik, maka sejumlah tanah marjinal di Kotawaringin Barat akan menjadi produktif dan bisa mendukung swasembada pangan.

Semakin banyak peternak yang mengintegrasikan sawit-sapi maka laju populasi ternak akan semakin cepat dan semakin banyak produk pupuk kompos dan pupuk cair organik yang dihasilkan," katanya.

Saat ini Kabupaten Kotawaringin Barat memberikan kontribusi terbesar dalam hal populasi ternak sapi potong bagi Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu sekitar 24 persen.