Harga Karet di Barut Naik jadi Rp6.000

id barut, harga karet naik, karet

Harga Karet di Barut Naik jadi Rp6.000

Seorang petani karet merendam karet di Sungai Barito di Desa Benao Kecamatan Lahei Barat Kabupaten Barito Utara (FOTO ANTARA Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Harga karet di pedalaman Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, pada minggu keempat Juli 2017 naik menjadi Rp6.000 per kilogram dari sebelumnya Rp5.500/Kg.

"Naiknya harga karet membuat petani di daerah ini kembali gembira, beberapa bulan lalu sempat turun," kata Irwansyah, seorang petani karet di Kelurahan Jambu, Kecamatan Teweh Baru, Senin.

Irwansyah mengatakan posisi harga karet yang kembali naik ini cukup membuat petani bergairah lagi karena saat awal bulan lalu harga turun Rp500.

Kabupaten pedalaman Sungai Barito satu sentra kebun karet di Provinsi Kalimantan Tengah. Dominan petani bergerak di sektor perkebunan karet.

Membaiknya karet ini merata terjadi pada sentra kebun karet di kabupaten ini. Produksi kebun karet rakyat dominan ditampung kalangan pedagang yang mendatangi kebun petani, atau lebih dikenal sebutan tengkulak.

"Ini juga bisa karena ulah tengkulak yang memang menguasai petani," katanya dan menambahkan para tengkulak mengaku patokan harga beli disesuaikan dengan posisi harga jualnya di kalangan pedagang atau pabrik di Banjarmasin, pusat pemerintahan Kalimantan Selatan.

"Masalahnya para petani daerah ini masih tergantung pada para tengkulak karena sampai sekarang belum ada pabrik karet, padahal hasil produksi karet petani cukup banyak," katanya.

Luas kebun karet rakyat di kabupaten juga dikenal kaya potensi sumber daya alam batu bara itu, tercatat 35.646 hektare dengan produksi karet kering mencapai 18.696 ton per tahun.

Kebun karet rakyat itu tersebar pada sembilan kecamatan di kabupaten tersebut.