Kalteng "Tenggelam" Apabila Gambutnya Tidak Dikelola Dengan Baik

id BRG, Nazir Foead, badan restorasi gambut, gambut

Kalteng "Tenggelam" Apabila Gambutnya Tidak Dikelola Dengan Baik

Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia Nazir Foead memberikan sambutan kepada mahasiswa sebelum melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Kristen Palangka Raya, Jumat (28/7/2017). (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI Republik Indonesia Nazir Foead mengatakan Kalteng bisa tenggelam apabila lahan gambut yang dimiliki ratusan ribu hektare itu tidak dikelola dengan baik.

Selama ini kerusakan terhadap gambut sering sekali terjadi. Misalnya seperti pembukaan lahan yang dilakukan perusahaan, pembuatan kanal yang tidak dimanfaatkan dengan baik serta kebakaran lahan.

"Maka dari itu kita hari ini menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Kristen (Unkrip) Kota Palagka Raya. Tujuannya agar para mahasiswa ini dapat mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya apabila merusak lahan gambut dengan cara apa saja," kata Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, Nazir Foead di Palangka Raya, Jumat.

Dia menjelaskan, tujuan melakukan nota kesepahaman bersama Unkrip, salah satunya untuk pembangunan infrastruktur pembasahan di sejumlah lahan gambut. Kemudian bisa mengelola lahan gambut agar tidak rusak, baik dirusak dengan cara disengaja maupun tidak disengaja dari tangan manusia.

"Adanya penandatanganan kerja sama ini  bisa mempercepat target pembangunan infrastruktur restorasi gambut. Masyarakat yang tinggal di kawasan wilayah gambut dimana daerahnya itu menjadi target restorasi gambut BRG juga bisa mendapat manfaat melalui peningkatan pendapatan ekonomi mereka," ujar Nazir.

Ditanya wartawan mengenai berapa jumlah gambut yang rusak di daerah Kalteng. Nazir mengaku lupa berapa ribu hektare yang mengalami kerusakan akibat kebakaran lahan tahun 2015.

"Kerusakan gambut di Kalteng saya lupa seberapa luas pastinya. Kalau untuk kerusakan di seluruh Indonesia yang telah rusak dan terbuka itu ada 8 juta hektare lebih," bebernya.

Kerusakan itu rata-rata digunakan untuk pembukaan lahan pertanian, pembuatan kanal tetapi tidak dikelola lagi lantaran kekurangan modal untuk mengelola kanal tersebut. Sehingga genangan air di dalam gambut kering dan membuat gambut mudah sekali terbakar.

Pada kesempatan yang sama Rektor Unkrip Kota Palangka Raya Siun Jarias menambahkan, adanya kerja sama itu mengaku bahwa mahasiswanya siap untuk mensosialisasikan masalah gambut yang ada di Kalteng.

"Tugas mahasiswa kita ini selain mensosialisasikan agar gambut dikelola dengan baik, mereka juga bisa membantu pihak BRG RI untuk melakukan penelitian terhadap pemanfaatan gambut yang berhasil ditemukan mereka," tutup mantan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalteng tersebut.