Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI Republik Indonesia Nazir Foead mengatakan Kalteng bisa tenggelam apabila lahan gambut yang dimiliki ratusan ribu hektare itu tidak dikelola dengan baik.
Selama ini kerusakan terhadap gambut sering sekali terjadi. Misalnya seperti pembukaan lahan yang dilakukan perusahaan, pembuatan kanal yang tidak dimanfaatkan dengan baik serta kebakaran lahan.
"Maka dari itu kita hari ini menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Kristen (Unkrip) Kota Palagka Raya. Tujuannya agar para mahasiswa ini dapat mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya apabila merusak lahan gambut dengan cara apa saja," kata Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, Nazir Foead di Palangka Raya, Jumat.
Dia menjelaskan, tujuan melakukan nota kesepahaman bersama Unkrip, salah satunya untuk pembangunan infrastruktur pembasahan di sejumlah lahan gambut. Kemudian bisa mengelola lahan gambut agar tidak rusak, baik dirusak dengan cara disengaja maupun tidak disengaja dari tangan manusia.
"Adanya penandatanganan kerja sama ini bisa mempercepat target pembangunan infrastruktur restorasi gambut. Masyarakat yang tinggal di kawasan wilayah gambut dimana daerahnya itu menjadi target restorasi gambut BRG juga bisa mendapat manfaat melalui peningkatan pendapatan ekonomi mereka," ujar Nazir.
Ditanya wartawan mengenai berapa jumlah gambut yang rusak di daerah Kalteng. Nazir mengaku lupa berapa ribu hektare yang mengalami kerusakan akibat kebakaran lahan tahun 2015.
"Kerusakan gambut di Kalteng saya lupa seberapa luas pastinya. Kalau untuk kerusakan di seluruh Indonesia yang telah rusak dan terbuka itu ada 8 juta hektare lebih," bebernya.
Kerusakan itu rata-rata digunakan untuk pembukaan lahan pertanian, pembuatan kanal tetapi tidak dikelola lagi lantaran kekurangan modal untuk mengelola kanal tersebut. Sehingga genangan air di dalam gambut kering dan membuat gambut mudah sekali terbakar.
Pada kesempatan yang sama Rektor Unkrip Kota Palangka Raya Siun Jarias menambahkan, adanya kerja sama itu mengaku bahwa mahasiswanya siap untuk mensosialisasikan masalah gambut yang ada di Kalteng.
"Tugas mahasiswa kita ini selain mensosialisasikan agar gambut dikelola dengan baik, mereka juga bisa membantu pihak BRG RI untuk melakukan penelitian terhadap pemanfaatan gambut yang berhasil ditemukan mereka," tutup mantan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalteng tersebut.
Berita Terkait
BRG gelontorkan Rp13,6 miliar revitalisasi lahan pertanian di Kalteng
Senin, 26 Oktober 2020 22:09 Wib
Sekat kanal efektif minimalisir lahan gambut terbakar, kata Kepala BRG
Selasa, 30 Juli 2019 15:07 Wib
Tanami Sagu di Lahan Gambut Bantu Restorasi
Jumat, 9 Desember 2016 23:11 Wib
Menteri LHK: Tanaman Sengon Miliki Nilai Ekonomis Tinggi Bila Dikembangkan Dilahan Gambut
Minggu, 9 Oktober 2016 1:09 Wib
BRG Telah Bangun 250 Sumur Bor di Kalteng dan Riau
Jumat, 12 Agustus 2016 11:25 Wib
Program Restorasi Lahan Gambut Didanai Donatur Negara Asing
Jumat, 20 Mei 2016 16:56 Wib
M. Nazir Kembali Dipanggil KPK Sebagai Saksi
Kamis, 7 Mei 2015 12:51 Wib