DPRD Nilai Relokasi Masyarakat Pinggir Sungai Belum Tepat

id DPRD Kalteng, DPRD Kalimantan Tengah, Duwel Rawing, DPRD Nilai Relokasi Masyarakat Pinggir Sungai Belum Tepat

DPRD Nilai Relokasi Masyarakat Pinggir Sungai Belum Tepat

Anggota Komisi C DPRD Kalteng, Duwel Rawing. (FOTO ANTARA Kalteng/YossyTrisna)

Perlu ada berbagai persiapan agar relokasi tersebut tidak membuat masyarakat yang tinggal di pinggir sungai tersebut kesusahan,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Anggota DPRD Kalimantan Tengah Duwel Rawing menilai, rencana merekolasi masyarakat pinggir sungai di Kabupaten Katingan maupun Gunung Mas, belum tepat direalisasikan sekarang.

"Musibah banjir di dua kabupaten itu memang relatif parah tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, namun masih bersifat musiman dan sangat jarang terjadi," kata Duwel yang pernah menjabat Bupati Katingan dua periode, Palangka Raya, Senin.

Ia setuju-setuju saja pada rencana relokasi itu, tapi bukan untuk segera dilaksanaka.

"Perlu ada berbagai persiapan agar relokasi tersebut tidak membuat masyarakat yang tinggal di pinggir sungai tersebut kesusahan," tambahnya.

Anggota Komisi C DPRD Kalteng ini menyebut, banjir yang terjadi di Kabupaten Katingan dan Gunung Mas diakibatkan semakin maraknya aktivitas pertambangan emas tanpa izin sehingga berdampak pada mendangkalnya sungai.

Dia mengatakan, sungai di dua kabupaten itu menjadi tidak mampu menampung debit air apabila terjadi hujan berkepanjangan. Tak hanya itu, kualitas lingkungan juga menurun akibat aktivitas tersebut.

"Pembukaan lahan juga memberikan dampak terhadap terjadinya banjir, namun tidak terlalu dominan. Justru yang lebih parah penyebab banjir itu karena semakin maraknya pertambangan emas ilegal," kata Duwel.

Wakil Rakyat dari Daerah Pemilihan I Kalteng meliputi Kota Palangka Raya,Kabupaten Katingan dan Gunung Mas ini menyebut perkebunan besar sangat jarang berada di pinggiran sungai. Lokasi pelepasan kawasan hutan yang dilakukan pihak perusahaan juga berada jauh dari sungai.

"Biasa perkebunan ini jaraknya berkilo-kilometer dari sungai. Kalaupun dibilang banjir akibat pembukaan lahan, ya benar saja. Tapi ada aspek lain yang mengakibatkan banjir cukup parah seperti beberapa waktu kemarin," demikian Duwel.