'Lanting' Muara Teweh Disulap Jadi Kampung Pelangi

id pemkab barut, Fery Kusmiadi, Kampung Pelangi

'Lanting' Muara Teweh Disulap Jadi Kampung Pelangi

Pekerja sedang mengecet lanting (bangunan terapung) di Sungai Barito yang dijadikan kampung lanting pelangi di Muara Teweh, Kamis. (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Sebanyak 70 buah lanting atau bangunan terapung di Sungai Barito di kawasan 'water front city' Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, disulap untuk dijadikan kampung pelangi dengan diberikan pengecatan warna-warni.

"Untuk sementara pengecatan lanting ini 20 buah dulu, sambil melihat evaluasi hasilnya dan terus berlanjut hingga dua bulan kedepan sampai selesai 70 lanting," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Barito Utara, Fery Kusmiadi melalui Kabid Tata Kota Simamoraturahman di Muara Teweh, Rabu.

Menurut Simamoraturahman, pekerjaan pengecatan warna-warni ini juga dilakukan renovasi ringan bagi lanting yang tidak layak untuk diberi cat, jadi lanting itu diperbaiki dulu baru di cat.

Program kampung lanting pelangi di Muara Teweh ini murni ide dari Bupati Barito Utara Nadalsyah untuk mempercantik kota yang nantinya akan dijadikan tujuan wisata dalam kota terutama di pinggiran Sungai Barito.

"Semua biaya pengecetan dan renovasi ringan lanting itu berasal dari dana pribadi Bupati Nadalsyah, karena beliau ingin membuat kota Muara Teweh salah satu destinasi wisata di Kabupaten Barito Utara," katanya.

Hal itu, kata dia, ditunjang dengan kawasan pengembangan daerah tepian air di sungai (Water Front City) di Jalan Panglima Batur dan jembatan yang melintasi Sungai Barito menghubungkan Muara Teweh dengan kawasan Islamic Center di Kelurahan Jambu dan Kelurahan Jingah Kecamatan Teweh Baru.

Jadi dengan adanya kampung pelangi dan kawasan WFC serta jembatan tersebut menjadi paduserasi antara semuanya yang merupakan salah satu bentuk kepedulian dan perhatian Bupati Nadalsyah dalam membangun Kabupaten Barito Utara.

"Pak bupati sangat konsen membangun Barito Utara terutama kota Muara Teweh agar bisa bersaing dengan kota-kota maju lainnya," kata dia.

Simamoraturahman mengatakan kampung pelangi ini juga diharapkan bisa menjadi contoh agar bangunan walet milik yang ada di sepanjang bantaran Sungai Barito dan di kawasan perdagangan di Muara Teweh bisa mengikuti untuk memberikan cat dibangunan rumah burung walet itu.

"Kita harapkan pemilik bangunan walet juga mau mengecat bangunannya agar terlihat indah," ujarnya.