RSUD Kuala Pembuang Miliki Enam Dokter Spesialis

id RSUD kuala pembuang, dokter spesialis

RSUD Kuala Pembuang Miliki Enam Dokter Spesialis

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Seruyan di Kuala Pembuang. (rsuseruyan.blogspot.com)

Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, saat ini memiliki enam dokter spesialis yang siap melayani masyarakat secara optimal.

Direktur RSUD Kuala Pembuang dr Reson Rusdianto di Kuala Pembuang, Kamis menyebutkan keenam dokter spesialis itu terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter kandungan, dokter spesialis anak, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis penyakit kulit dan dokter spesialis kelamin.

"Lalu masing-masing satu orang dokter spesialis bedah dan dokter spesialis penyakit dalam, jadi jumlah dokter spesialis yang sudah ada sebanyak enam orang, ditambah empat orang dokter umum," katanya.

Ia berharap, dengan tambahan enam orang maka pelayanan kesehatan di RSUD akan semakin baik, dan RSUD tidak perlu lagi merujuk pasien ke rumah sakit lain seperti yang selama ini sering terjadi, dan dapat tetap melayani pasien sesuai dengan penyakit yang dapat ditangani.

"Ke depan, RSUD akan berusaha maksimal untuk menambah tenaga medis sehingga dapat melayani seluruh masyarakat," katanya.

Ia menambahkan, selain menambah jumlah tenaga medis, RSUD juga terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan bagi pasien dengan mengembangkan inovasi kefarmasian yang dilakukan berdasarkan variasi penyakt.

"Pelayanan dalam pengadaan obat-obatan masih terus kita kembangkan berdasarkan kebutuhan pasien atau variasi penyakit," katanya.

Menurutnya, inovasi layanan kefarmasian berdasarkan variasi penyakit mempunyai banyak keunggulan yakni untuk meminimalisir pengadaan obat-obatan yang justru tidak terpakai.

Dengan memberikan porsi lebih banyak pada jenis penyakit pasien, maka punya stok obat yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan obat tahun depan atau paling tidak mampu mencukupi hingga triwulan II tahun berikutnya.

Kemudian, inovasi pengadaan obat berdasarkan jenis penyakit dapat mengefisienkan anggaran pengadaan obat-obatan dan bahan habis pakai RSUD sangat terbatas, yakni berkisar Rp2 sampai Rp3 miliar dalam setahun.

"Dengan inovasi ini maka mekanisme perencanaan dalam pengadaan obat akan lebih terarah dan terukur dan pelayanan khususnya di bidang kefarmasian akan semakin baik," katanya.