Ini Faktor Utama Tingginya "Stunting" di Kabupaten Gunung Mas

id Stunting, gunung mas, kuala kurun, gumas masih tinggi Stunting, Ini Faktor Utama Tingginya Stunting di Kabupaten Gunung Mas

Ini Faktor Utama Tingginya "Stunting" di Kabupaten Gunung Mas

Peserta saat mengikuti multi stakeholder forum II program kesehatan dan gizi berbasis masyarakat, di Aula Kantor BP3D, Selasa (19/9/17). (Foto Antara Kalteng/Jemmy Kamis)

Kuala Kurun (Antara Kalteng) - Sebanyak 32,07 persen anak usia 0-2 tahun di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) termasuk dalam kategori bertubuh pendek dan sangat pendek (stunting) akibat kurang asupan gizi kronis. 

Banyak faktor yang menjadi pemicu tingginya angka stanting di daerah berjuluk “Habangkalan Penyang Kruhei Tatau” ini.

Fasililator Kabupaten Gumas untuk program stunting, Muhammad Jailani, Selasa, mengungkapkan untuk Kabupaten Gumas, penyebab utama stanting itu karena tingginya perkawinan usia anak yang didasari oleh faktor pendidikan yang rendah, sehingga pengetahuan tentang gizi sangat minim. 

"Selain itu, kualitas air di daerah ini sangat mengkhawatirkan, dengan banyaknya tambang ilegal," ungkapnya.

Ia menjelaskan, terjadinya stanting di suatu daerah itu karena siklus. Artinya, jika ibu kurang gizi ketika hamil, nantinya akan melahirkan anak yang juga kekurangan gizi. Untuk mencegahnya, mereka harus menjaga pola hidup dan pola makan selama masa kehamilan.

"Ini juga tidak lepas dari pendidikan sang ibu. Apabila pendidikan rendah, otomatis pengetahuan tentang gizi juga akan rendah," jelasnya.

Sejauh ini, angka stanting di Kabupaten Gumas memang melebihi target nasional sebesar 20 persen. Untuk itu kedepan, akan ada rencana aksi daerah pangan dan gizi, dalam menurunkan angka stanting tersebut melalui kampanye gizi nasional.

"Untuk menurunkan angka stanting, perlu ditingkatkan ketahanan pangan kita, sehingga berdampak pada kesejahteraan, baik untuk daerah dan secara khusus untuk keluarga," tandasnya.

Sementara itu, Kepala BP3D Kabupaten Gumas, Salampak mengatakan dalam mengatasi permasalahan stanting akan dibuat program rencana aksi daerah pangan dan gizi. Ini dilakukan untuk menjawab dan secara perlahan menyelesaikan permasalahan stanting tersebut.

"Nantinya dalam rencana aksi daerah tersebut, akan dibahas bersama dengan SOPD terkait. Hasilnya akan menjadi pedoman kita untuk melakukan intervensi kebijakan daerah dalam menjawab permasalahan kekurangan gizi yang masih terjadi di daerah ini," katanya.