BKSDA Sosialisasi Ingatkan Warga Sampit Waspadai Buaya

id BKSDA Sampit, Muriansyah, Waspadai Buaya

BKSDA Sosialisasi Ingatkan Warga Sampit Waspadai Buaya

Ahmad Kursani, motoris kelotok di Sampit menunjukkan lokasi kemunculan buaya di Sungai Mentaya kepada Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, Selasa (19/9/2017). (Istimewa)

Sampit (Antara Kalteng) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah, melakukan sosialisasi mengingatkan masyarakat Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, mewaspadai ancaman buaya di Sungai Mentaya.

"Tadi kami menemui motoris kelotok dan masyarakat yang sedang beraktivitas di pinggir sungai. Kami mengingatkan mereka untuk waspada terhadap ancaman munculnya buaya," kata Muriansyah, Komandan Pos Jaga BKSDA di Sampit, Selasa.

Tim BKSDA turun setelah beredar berita terkait makin seringnya muncul buaya di Sungai Mentaya. Masyarakat waswas karena selama ini buaya hanya sering muncul di kawasan muara, namun kini mulai muncul di perairan dekat permukiman di kawasan Kota Sampit.

Belum lama ini, beberapa motoris kelotok melihat kemunculan buaya di perairan dekat kawasan Mentaya Seberang. Dari bentuk kepalanya, buaya tersebut diduga jenis buaya muara atau sering disebut buaya kodok karena bentuk kepalanya mirip kepala kodok.

Muriansyah dan beberapa anggotanya mengecek kebenaran kabar ini. Mereka mencari motoris yang kabarnya melihat langsung munculnya buaya di perairan kawasan Mentaya Seberang.

"Ternyata benar. Ada motoris bernama Ahmad Kursani yang memang melihat buaya itu muncul. Sekitar dua minggu lalu, beliau melihat buaya dengan panjang antara tiga sampai empat meter," kata Muriansyah.

Dengan fakta itu, Muriansyah mengimbau seluruh masyarakat makin waspada saat beraktivitas di sungai. Buaya bisa menyerang warga, apalagi jika sedang kelaparan.

Selama ini buaya sering muncul di perairan kawasan Mentaya Hilir Selatan dan sekitarnya, khususnya di sekitar Pulau Lepeh, yakni pulau kecil di tengah Sungai Mentaya yang diduga menjadi habitat buaya karena buaya sering terlihat berjemur di kawasan itu.

Kemunculan buaya di kawasan permukiman diduga dampak habitat aslinya yang semakin rusak. Akibatnya, buaya mencari tempat-tempat lain untuk mendapatkan makanan.

Serangan buaya memang masih menjadi ancaman bagi masyarakat yang beraktivitas di Sungai Mentaya. Beberapa tahun terakhir, hampir tiap tahun ada saja warga yang diterkam buaya. Sebagian korbannya meninggal dunia, bahkan ada yang jenazahnya tidak ditemukan lagi.

Untuk mencegah jatuh korban jiwa akibat terkaman buaya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam memasang pengumuman peringatan waspada ancaman buaya di sejumlah lokasi bantaran sungai. Populasi buaya di Sungai Mentaya yang diperkirakan masih cukup banyak, harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat.