Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Melambat

id Bank Indonesia, BI perwakilan Kalteng, Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Melambat

Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Melambat

Kepala BI Perwakilan Kalteng Wuryanto (berdiri) memaparkan kondisi perekonomian di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" ini di Palangka Raya, Rabu (20/9/17). (Foto Antara Kalteng/Jaya W Manurung)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Tengah memperkirakan pertumbuhan ekonomi di provinsi setempat pada triwulan III tahun 2017 akan melambat akibat koreksi konsumsi rumah tangga pascaperayaan Idul Fitri 1438 Hijriah dan kinerja ekspor.

"Penurunan produktivitas sektor pertanian dan pertambangan juga diperkirakan akan menjadi penahan utama pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan III," kata Kepala BI Perwakilan Kalteng Wuryanto saat Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional periode Agustus 2017 di Palangka Raya, Rabu.

"Tapi pada triwulan III diperkirakan pertumbuhan konsumsi pemerintah daerah dan investasi akan mengalami peningkatan. Hal ini yang membuat perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan III tidak terlalu dalam," tambahnya.

Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan II 2017 sebesar 6,1 persen year on year atau melambat dibandingkan triwulan I yang tumbuh sebesar 9,5 persen year on year. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2017 itu didorong deselerasi sektor pertambangan di sisi penawaran dan melemahny komponen ekspor dari segi permintaan.

Sementara untuk triwulan III laju pertumbuhan ekonomi Kalteng tertahan karena berbagai hal. Mulai dari melambatnya konsumsi rumah tangga, ekspor-impor, sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan pertambangan.

"Sektor industri pengolahan melambat karena keterbatasan bahan baku seiring penurunan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) juga menyebut saat ini ada cadangan minyak sawit domestik berada dalam kondisi terendah akibat tingginya permintaan ekspor," beber Wuryanto.

Dia menambahkan perlambatan sektor perdagangan diperkirakan akibat adanya base effect pergeseran momen Ramadhan dan Idul Fitri menjadi faktor penahan pertumbuhannya. Perlambatan tingkat konsumsi masyarakat juga tercermin dari adanya penurunan ekspektasi konsumen dalam SK Bank Indonesia dan ITK BPS.

Sektor pertambangan pada triwulan III 2017 diperkirakan melambat karena adanya wacana pembatasan impor batubara oleh India sehingga berdampak tertahannya pertumbuhan di sektor ini.

"Upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja ekspor pertambangan melalui pelonggaran ekspor mineral mentah yang dituangkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2017, belum berdampak signifikan pada peningkatan produksi tambang," kata Wuryanto.

Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional periode Agustus 2017 yang diselenggarakan BI Perwakilan Kalteng turut dihadiri pejabat pemerintah dan para pelaku usaha di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila" itu.