Muara Teweh (Antara Kalteng) - Penyelesaian pembangunan Jembatan Muara Teweh-Jingah di Kecamatan Teweh Baru senilai Rp85 miliar yang ditargetkan selesai akhir tahun 2017 kemungkinan tertunda karena pengecoran tiang ponndasi jembatan terkendala banjir.
"Pembangunan Jembatan Muara Teweh-Jingah itu tahun ini dalam tahap penyelesaian, memang rencananya akhir tahun sudah selesai namun dalam dua bulan terakhir Barito Utara dilanda banjir akibat meluapnya Sungai Barito sehingga pekerjaan terganggu dan tertunda," kata Bupati Barito Utara Nadalsyah di Muara Teweh, Jumat.
Menurut Nadalsyah, sesuai dengan rencana pembangunan jembatan itu akan rampung secepatnya pada akhir 2017 namun karena terkendala cuaca bahkan tiga kali banjir di Kota Muara Teweh sehingga terjadi kendala dalam pelaksanaan di lapangan.
Karena faktor alam tersebut sehingga pekerjaan diperkirakan akan selesai paling lambat Pebruari 2018 nanti.
"Pembangunan jembatan ini untuk meningkatkan serta memperlancar akses dan mobilitas penduduk antara dua wilayah yang selama ini dipisahkan oleh Sungai Barito," katanya.
Pembangunan jembatan berkonstruksi rangka baja dan beton dengan bentang keseluruhan adalah 418,21 meter, lebar lima meter serta bentang tengah jembatan sepanjang 120 meter itu dikerjakan menggunakan proyek kontrak tahun jamak (multi years) 2015-2017.
"Dengan adanya jembatan ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menjadikan Kabupaten Barito Utara dapat terintegrasi sebagai satu kesatuan yang utuh," katanya.
Jembatan ini juga akan terkoneksi dengan kawasan "Islamic Center" atau pusat kegiatan Islam Haji Muhammad Sidik di Kelurahan Jingah dan Jambu Kecamatan Teweh Baru yang juga dapat difungsikan pada 2018.
Penyelesaian Pembangunan Jembatan Muara Teweh-Jingah Terkendala Banjir
Bupati Barito Utara Nadalsyah melakuka pengecekan pembangunan jembatan Muara Teweh - Jingah di kawasan water front city Muara Teweh. (Foto Dinas Kominfo dan Persandian Barut)
