Ini Permintaan Bupati Pulpis Berkaitan Ledakan Keras di MTs Al Mujahidin

id bupti pulpis, ledakan di madrasahan al mujahidin, ledakan di pulpis

Ini Permintaan Bupati Pulpis Berkaitan Ledakan Keras di MTs Al Mujahidin

Polisi saat melakukan olah TKP pasca ledakan yang terjadi di di Yayasan Pondok Pesantren atau Madrasah Tsanawiyah Al Mujahidin di Desa Sebangau Permai Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau. (Istimewa)

ulang Pisau (Antara Kalteng) - Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo meminta masyarakat tidak terpancing isu-isu yang berkembang terkait dengan terjadinya ledakan yang terjadi di sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Mujahidin di Desa Sebangau Permai Kecamatan Sebangau Kuala.

"Kasus ini sudah ditangani aparat kepolisian sehingga masyarakat setempat tidak perlu resah adanya isu-isu yang berkembang," kata Edy Pratowo, Minggu (2/7).

Edy Pratowo mengaku telah menerima informasi dari camat setempat bahwa bahan-bahan yang meledak itu bukan untuk merakit bom tetapi petasan. Ia juga meminta kepada camat untuk memantau setiap perkembangan yang terjadi di wilayahnya.

Masyarakat, kata dia, harus menerima informasi yang jelas sebelum menyampaikan kembali kepada publik. Apalagi informasi yang beredar dari media sosial tanpa dilengkapi dengan konfirmasi dari pihak berwenang malah akan menambah keresahan.

"Masyarakat harus cerdas dalam meyikapi berbagai informasi yang beredar, dan bukan ikut terprovokasi," katanya.

Camat Sebangau Kuala, Herman Wibowo dikonfirmasi Antara mengungkapkan bahwa ledakan tersebut berasal dari bahan-bahan untuk membuat mercon atau petasan dan bukan untuk membuat bahan peledak seperti informasi yang simpang siur di masyarakat. Bahkan disebut-sebut ada tiga korban meninggal dunia, padahal tidak demikian.

"Dalam ledakan itu hanya ada tiga korban yang mengalami luka-luka," terang dia.

Herman Wibowo mengaku sangat kenal dengan keluarga Heri Wahyudi, guru honor di sekolah tersebut yang meracik bahan-bahan yang meledak itu.  Guru honor itu adalah mantan anak perangkat desa setempat. Setelah pensiun diteruskan oleh adiknya sebagai kaur di desa.

Menurut Herman Wibowo, guru honor Heri Wahyudi tidak memiliki catatan kriminal. Bahkan Heri Wahyudi pernah ikut Seleksi Tilawatil Quran (STQ) di cabang lomba kaligrafi. Adik dari Heri Wahyudi sendiri berbakat dalam cabang olahraga sepakbola dan tenis meja dan sebagai atlet yang memperkuat kecamatan setempat.

Tidak ada keseharian Heri Wahyudi yang menyimpang. Dikatakannya bahwa semua berawal dari iseng untuk membuat mercon atau petasan. Namun, pihaknya juga terus memantau setiap perkembangan di wilayahnya karena keisengan bermain dengan bahan-bahan yang bisa meledak cukup berbahaya.

Heri Wahyudi yang meracik bahan karbit dan belerang yang meledak sebelum dijadikan mercon atau petasan, mengalami luka yang cukup parah dengan jari tangan putus satu. Sementara Noor Imansyah dan Nuriadi hanya mengalami luka ringan dan mendapat perawatan di Puskesmas Sebangau.


Dikatakan Herman Wibowo, dirinya juga telah bertemu pihak keluarga. Heri Wahyudi juga akan menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Banjarmasin akibat luka-luka pasca ledakan.

Ia juga berharap masyarakat bisa meluruskan terkait maraknya informasi siampang siur yang beredar di masyarakat. Selain itu tidak ada kaitan dengan jaringan teroris, meski lokasi ledakan berada di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Al Mujahidin, juga sebagai sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).